PDAM Terus Merugi
BENGKULU, BE - Direktur Utama Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Dharma Kota Bengkulu, H Sjobirin Hasan SE MBA, mengatakan, pihaknya selama ini selalu melakukan efisiensi dengan menekan biaya produksi perusahaan. Pasalnya, selisih tarif pelayanan PDAM dengan kebutuhan biaya produksi cukup besar, yakni Rp 1.700 permeter kubik. Tanpa kenaikkan tarif, PDAM akan terus menanggung rugi. \"Total full cost recovery yang kita butuhkan untuk biaya produksi permeter kubik itu Rp 4.000. Sementara tarif kita saat ini sebesar Rp 2.300 permeter kubik. Namun, meski ada selisih yang cukup jauh, kami terus berusaha untuk mengutamakan kepuasan pelanggan jauh diatas yang lainnya dengan melakukan efesiensi,\" ujar pria yang baru saja dianugrahi anak keempat ini, kemarin. Dijelaskannya, pihaknya merespon positif usulan yang disampaikan Wakil Ketua I DPRD Kota, Irman Sawiran SE, agar PDAM dapat meningkatkan tarif pelayanannya kepada pelanggan. Menurutnya, anggota legislatif merupakan wakil rakyat yang memiliki kepentingan agar PDAM dapat maju dan berkembang sehingga dapat memuaskan seluruh pelanggannya dengan pelayanan yang seoptimal mungkin. \"Tentu kami merespon positif kalau ada usulan yang demikian. Tapi ini kan akan menjadi kebijakan walikota. Karenanya usulan ini akan kami sampaikan terlebih dahulu kepada walikota. Dalam waktu dekat kami akan meminta petunjuk dari beliau,\" tukasnya. Sjobirin mengaku tidak mengetahui jumlah utang perusahaan mereka kepada pihak ketiga maupun pihak lainnya. Ia memaparkan, pihaknya belum pernah menghitung secara detail jumlah utang yang mereka miliki karena masih difokuskan untuk meningkatkan pelayanan. \"Kami sementara ini fokus dengan pelayanan dulu. Air harus keluar dulu, harus bersih dulu, baru kami kaji masalah utang ini. Kalau pelayanan ini sudah baik, karyawan kami juga sudah berkomitmen untuk ini, baru kita identifikasi masalah pinjaman ini. Kami juga harus berkoordinasi dengan Departemen Keuangan untuk masalah hutang itu,\" sampainya. Sementara itu, anggota Komisi III DPRD Kota, Sofyan Hardi SE, menyatakan penolakannya terhadap kenaikkan tarif PDAM tersebut. Ia mengemukakan, pelayanan PDAM harus dioptimalkan terlebih dahulu sebelum kenaikkan tarif tersebut diberlakukan. \"Air masih sering mati, kotor dan bau, selesaikan ini dulu. Kalau tingkat kepuasan pelanggan sudah tinggi, baru bicara tentang kenaikkan tarif. Selama ini PDAM itu untung kok, siapa bilang merugi? Bahwa keuntungannya itu dikorupsi sama orang-orang PDAM sendiri itu benar. Jangan pula kesalahan karyawannya itu ditimpakan kepada rakyat. Kenaikkan tarif akan menyengsarakan rakyat Kota Bengkulu,\" ujarnya. Dijelaskannya, bilamana pihak PDAM membutuhkan dana untuk menekan biaya produksi, seharusnya hal tersebut disampaikan kepada dewan saat pembahasan APBD 2014. Namun Sofyan menyayangkan usulan ini tidak disampaikan oleh pihak manajemen PDAM. Menurutnya, kinerja PDAM saat ini memang belum profesional. (009)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: