Pemprov Tolak FPI
BENGKULU, BE - Kehadiran organisasi kemasyarakatan (Ormas) Front Pembela Islam (FPI) di Bengkulu mendapat penolakan dari Pemerintah Provinsi Bengkulu. Sebagai bentuk penolakan, Pemprov tidak akan memberikan dana hibah atau bantuan kepada Ormas tersebut, karena memberikan dana hibah kepada FPI dinilai tidak tepat sasaran. Ini disampaikan Asisten I Pemprov, Drs H Sumardi MM, kemarin. \"Dana hibahnya itu diberikan sepanjang pemerintah masih memiliki anggaran. Jika ada dana yang tersisa, mungkin saja diberikan kepada organisasi tapi harus tepat sasaran dan penggunaannya pun jelas untuk kepentingan orang banyak,\" kata Sumardi. Selain karena tidak memiliki anggaran lebih, Sumardi juga mengaku FPI sendiri belum mengantongi izin dari Kesbangpolinmas, sehingga keberadaannya belum dianggap oleh pemerintah. \"Saya tegaskan tidak ada hibah untuk FPI, karena prinsip hibah itu harus tepat guna. Sedangkan pemprov sendiri masih kekurangan dana untuk membangun provinsi ini menjadi lebih baik dan lebih berkembang,\" tegasnya. Terkait adanya selebaran gelap yang menolak kehadiran FPI di Bengkulu oleh Ormas yang mengatasnamakan diri sebagai Forum Masyarakat Berbudaya, mantan caretaker Walikota Bengkulu ini pun menganggap hal tersebut sah-sah saja dilakukan. Karena Bengkulu sendiri bukan daerah kota metropolitan yang bergelimang dengan hal-hal yang berbau maksiat dan brutal. \"Bengkulu tidak bisa disamakan dengan provinsi-provinsi lain, di Bengkulu sebagian masyarakatnya berasal dari dusun yang masih menjunjung tinggi rasa kebersamaan, toleransi, saling bantu-membantu, dan lainnya. Berbeda dengan kota-kota besar yang masyarakat sangat tertutup dan mengabaikan kehidupan bersosial,\" terangnya. Menurutnya, organisasi manapun boleh menolak FPI tersebut, hanya saja ia meminta aksi penolakan yang dilakukan jangan sampai menimbulkan gejolak yang berujung pada terganggunya keamanan dan ketertiban umum. \"Setiap ada aksi pasti ada reaksi. Jadi penolakan atau pro dan kontra adalah hal yang wajar,\" ucapnya. Selain itu, ia juga mengimbau FPI agar tidak melakukan aksi diluar kebiasaan masyarakat Bengkulu yang bisa menimbulkan pro dan kontra ditengah masyarakat. Tidak hanya itu, pria yang akrab disapa Kombes ini pun meminta semua organisasi termasuk FPI untuk senantiasa menjaga persatuan, kedamaian dan saling hormat menghormati baik dengan masyarakat seagaman maupun dengan masyarakat yang berbeda agama. Untuk diketahui, selebaran itu sendiri dipasang diberbagai tempat, seperti tembok, tiang listrik dan pada fasilitas umum lainnya. Dalam selebaran itu tertulis \"Bengkulu bukan tempat zina, Bengkulu bukan tempat nafza dan prostitusi, masyarakat Bengkulu masyarakat berbudaya kami menolak FPI\". Selain itu, di selebaran itu juga tertulis FPI sama dengan konflik kami siap melayan.(400)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: