Konsumsi Meningkat, Investasi Stagnan
Outlook Ekonomi Bengkulu Tahun 2014 Mengingat hakekat waktu, umat manusia diharapkan semakin berhati-hati dan selalu mengevaluasi apa yang telah terjadi sembari terus memandang ke depan. Dalam konteks perekonomian Provinsi Bengkulu, perlu dievaluasi apa saja yang telah dicapai pada tahun 2013 dan bagaimana prospek tahun 2014. Perkembangan ekonomi Provinsi Bengkulu bisa kita lihat dari 2 sisi, yaitu pertumbuhan produk domestik regional bruto (PDRB) dan besaran inflasi. Pertumbuhan PDRB mengukur seberapa besar kenaikan kapasitas ekonomi Provinsi Bengkulu, sedangkan inflasi merefleksikan seberapa besar nilai riil barang/jasa menyusut. Tingkat inflasi di Provinsi Bengkulu hingga November 2013 sebesar 10,19 persen (yoy), lebuih tinggi dari tingkat inflasi tahun sebelumnya sebesar 4,06 persen (yoy). Bahkan jika kita bandingkan dengan capaian inflasi nasional sebesar 8,37 persen, inflasi Provinsi Bengkulu jauh lebih tinggi. Hal tersebut mengindikasikan bahwa harga barang atau jasa di Provinsi Bengkulu lebih tinggi dibandingkan dengan nasional. Inflasi yg tinggi akan menurunkan daya beli masyarakat, terlebih bila kenaikan pendapatan tidak setara dengan peningkatan harga-harga secara umum. Bila dilihat dari pertumbuhan perekonomiannya, Provinsi Bengkulu tumbuh lebih besar dari pada nasional. Berdasarkan data Triwulan III 2013, Provinsi Bengkulu mencatatkan pertumbuhan sebesar 5,69 persen (yoy). Pertumbuhan ini melambat bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2012 lalu yang tercatat 7,00 persen (yoy). Tetapi dengan capaian tersebut, pertumbuhan ekonomi Provinsi Bengkulu masih lebih tinggi jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi nasional triwulan III 2013 yang tumbuh sebesar 5,62 persen (yoy). Pencapaian di tahun 2013 ini menunjukkan bahwa di tengah tekanan ekonomi yang saat ini terjadi ditingkat internasional maupun domestik, perekonomian Provinsi Bengkulu masih berjalan pada arah yang positif. Tahun 2014 sebagai tahun politik, memiliki tantangan dan peluang. Pada tahun tersebut diperkirakan akan terjadi peningkatan konsumsi yang terkait pemilihan umum (Pemilu), sedangkan tingkat investasi diperkirakan cenderung stagnan atau bahkan menurun. Pada tahun 2014, investor cenderung menunggu keamanan proses pemilu dan kualitas hasil pemilu. Hal tersebut tercermin dari proyeksi Bank Indonesia terhadap pertumbuhan kredit/pembiayaan yang berada dibawah 20 persen pada tahun 2014, lebih rendah dari tahun-tahun sebelumnya. Penyebab rendahnya pertumbuhan kredit/pembiayaan tersebut didorong kondisi pasar yang relatif ketat baik didalam negeri dan global, sehingga permintaan investasi relatif menurun. Berdasarkan hal-hal tersebut, Bank Indonesia Bengkulu memperoyeksikan pertumbuhan ekonomi Provinsi Bengkulu tahun 2014 sebesar 5,8 ± 1 persen dan tingkat inflasi sebesar 5,6 ± 1 persen. Pada akhirnya, seperti pepatah \"melihat harus kedepan\", data-data perekonomian tahun 2013 dan proyeksi 2014 tersebut sebagai cambuk untuk mendorong akselerasi perekonomian Provinsi Bengkulu lebih baik, lebih berkelanjutan, dan berorientasi pada peningkatan kualitas hidup masyarakat. (**) Penulis Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Bengkulu, Yuwono
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: