“Nyulu’r” Warisan Syekh Melayang

“Nyulu’r”  Warisan Syekh Melayang

Tradisi Nyulu’r iasa dilakukan oleh warga sekitar Kecamatan Nasal menjelang hajatan, masih cukup kental dan ini tetap hanngat di kalangan masyarakat. Kemungkinan tradisi ini terus akan bertahan hingga generasi 20. =============== ASROFI, BINTUHAN =============== TRADISI nyulu\'r dibawa oleh puyang Syeh Melayang. Akhirnya menjadi cikal bakal berdirinya Desa Gedung Menung yang berarti Gedung Diam.  Untuk mengenal lebih jauh tradisi yang dibawa oleh Syekh Melayang tersebut, maka dibuatlah Lunjuk (tempat) oleh para keturunan Syah Melayang di Desa Gedung Menung. Tempat tersebut dijadikan tempat Nyulu’r. Menurut bahasa Kaur Nyulu’r berarti meletakan sesuatu di tempat yang lebih tinggi. Sementara tradisi Nyulu’r yang dilakukan oleh masyarakat Desa Gedung Menung dan sekitarnya adalah Nyulu’r tikar sembahyang yang diletakan di atas Lunjuk. Tradisi Nyulu’r ini biasanya dilakukan pada salah satu warga yang akan melakukan kegiatan hajatan besar seperti pernikahan. Kepercayaan warga setempat kalau tidak melakukan kegiatan Nyulu’r maka saat akan mengadakan pesta akan terjadi hujan deras yang dapat mengganggu hajatan itu, atau ada dari keluarga yang mengadakan hajatan kesurupan. Karena itu hingga saat ini tradisi Nyulur’r tetap dilakukan warga Gedung Menung dan sekitarnya setiap akan mengadakan hajatan. Ini sebuah budaya yang terus bertahan yakni dengan cara meletakan tikar sembahyang di dalam Lunjuk. Tikar tersebut nantinya kalau sudah banyak, maka akan dipindahkan ke masjid atau musala. \"etelah Nyulu’r tentunya kita berharap ataupun berdoa agar semua kegiatan yang akan dilakukan berjalan lancar. Sdah menjadi tradisi secara turun menurun,\" kata Sekretaris Dispenbud Kaur KH Sidarmin Tetap didampingi Kabid Kebudayaan Dispenbud Sirajuddin SPd, kemarin. Dikatakanya, lnjuk ini sendiri sengaja dibuat lebih tinggi bahkan tingginya kurang lebih 2 meter. Diataranya seperti rumah kecil dan ada pintunya untuk tempat memasukan tikar sembahyang. Bentuk Lunjuk sendiri seperti melingkar dengan dengan diameter sekitar 1x1 meter yang beratapkan ijuk. Tujuan untuk memohon kepada sang khlik agar dijauh kan dari balak. Adat ini hingga sekarang masih tetap bertahan, kemudian ini tetap akan dilestarikan secara turun temurun oleh generasi muda dan juga ini sebagai adat kebanggan masyarakat Nasal pada umumnya,\" jelasnya.(***)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: