Tahan Dicaci Maki, Honor Buat Kuliah

Tahan Dicaci Maki, Honor Buat Kuliah

Kisah Srikandi Satpol PP Kota Bengkulu \"Dok Dibalik pentungan dan seragam uniform lengkap, ada banyak kisah menarik yang dijalani oleh Srikandi Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Bengkulu. Mereka memang perempuan, namun mereka tak pernah surut dalam menjalankan tugas yang penuh ancaman dan tantangan. Bagaimana kehidupan yang mereka jalani? Berikut laporannya. ===================== RUDI NURDIANSYAH, Kota Bengkulu ===================== \"Saya menjadi anggota Satpol PP karena termotivasi untuk membantu pemerintah dalam menjalankan tugas-tugasnya,\" kata Widarti, salah satu anggota Satpol PP Kota Bengkulu kepada BE, kemarin. Parasnya menujukkan usianya yang masih tergolong muda. Ia baru saja merayakan ulang tahunnya yang ke 22. Menurut rekan-rekan prianya, ia cukup menarik. Meski memegang tongkat pentungan dan berseragama uniform lengkap, dimata rekan-rekan prianya, ia tetap cantik. Ia pun sering menjadi pusat perhatian saat petugas Satpol PP turun ke lapangan. Banyak suka duka yang dialami Widiarti selama menjadi anggota Satpol PP. Salah satunya, ia pernah dilempari oleh pedagang dengan telur. Tapi hal ini tak pernah membuatnya sedih. Dengan tegar, ia menggenggam tangan perempuan yang melemparinya, membujuknya dan mengangkutnya ke atas truk bersama anaknya yang masih kecil. \"Ini demi membantu pemerintah,\" ujarnya ketika ditanya kenapa ia berani melakukan hal itu. Widiarti semula berkeinginan untuk menjadi advokat. Namun karena berasal dari keluarga yang sederhana, ia maupun orang tuanya tidak memiliki cukup uang untuk meneruskan sekolah ke bangku universitas. Masalah ini pun akhirnya terpecahkan setelah ia bergabung sebagai honorer di Satpol PP Kota Bengkulu. Dengan honor yang ia terima selama 4 tahun bekerja sebagai Srikandi Satpol PP, ia sekarang menjalani kuliah di Universitas Bengkulu. \"Sudah masuk semester tiga,\" ungkapnya dengan bangga. Ia mengaku banyak pengalaman yang ia petik selama menjadi anggota Satpol PP. Misalnya, ia harus menahan amarah dan emosi ketika ada suara-suara pedagang yang melemparkan caci maki kepadanya saat penertiban. Ia juga menemukan banyak kisah unik kehidupan malam saat melakukan razia penyakit masyarakat (pekat) di malam hari. Namun dalam menghadapi itu semua, ia tetap berusaha untuk mengedepankan pendekatan yang persuasif, kelembutan dan kasih sayang. Ia berprinsip, tidak semua persoalan harus diselesaikan dengan kekerasan. Kepala Satpol PP Kota Bengkulu, Jahin L SSos, membenarkan semua kisah tersebut. Mantan pejabat Bengkulu Tengah ini menjelaskan, tugas-tugas mereka banyak terbantu dengan keberadaan para Srikandi Satpol PP ini. Saat ini, mereka membina 31 honorer Srikandi Satpol PP. Sejumlah tugas penangkapan dan pemeriksaan terhadap kaum perempuan yang ditemukan melanggar Peraturan Daerah (Perda) diserahkan kepada para Srikandi ini. \"Semua tugas menghadapi perempuan mereka yang kerjakan. Kalau kita yang nangkap nanti katanya pelecehan seksual pula,\" selorohnya. (**)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: