KPK Buka Peluang Periksa Ibas

KPK Buka Peluang Periksa Ibas

JAKARTA, BE - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) membuka kemungkinan melakukan pemeriksaan terhadap Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas, dalam kasus dugaan suap pengurusan kegiatan di SKK Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi. Hal ini menyusul nama Ibas yang muncul dalam persidangan Komisaris PT Kernel Oil Pte Ltd Simon Gunawan Tanjaya yang kini menjadi terdakwa kasus itu. \"Fakta persidangan akan di-follow up,\" kata Wakil Ketua KPK Adnan Pandu Pradja di KPK, Jakarta, Selasa (3/12). Kendati demikian, Adnan belum bisa memastikan kapan waktu pemanggilan Ibas. Pasalnya, KPK butuh waktu untuk mengurai fakta dalam persidangan. \"Jadi sabar saja,\" ujarnya. Seperti diketahui, pelatih golf mantan Kepala SKK Migas Rudi Rubiandini, Deviardi alias Ardi pernah bersaksi dalam persidangan Simon pada Kamis (28/11) lalu. Saat itu, Hakim Joko Subagyo menanyakan kepada Ardi apakah petinggi Kernel Oil Singapura Widodo Ratanachaitong dekat dengan orang-orang istana. Ardi mengatakan, Widodo pernah bercerita mempunyai jaringan sampai ke istana, DPR dan Dipo Alam. Hal itu tercantum dalam berita acara pemeriksaan (BAP) miliknya yang dibacakan majelis hakim. \"Ini diberita acara saudara ini ada pembicaraan saksi dengan Widodo intinya, bahwa benar pak Rudi berhubungan dengan Pak Widodo cum laude Australia dan beliau punya 7 perusahaan minyak di luar negeri semuanya. Bahwa Widodo punya jaringan sampai ke istana, DPR dan Dipo Alam,\" kata Hakim Joko membacakan BAP milik Ardi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Kamis (28/11). Lebih lanjut dalam BAP-nya, Ardi juga menyebut nama Ibas. \"Maksud saya menyampaikan ke Rudi apabila berhubungan dengan Widodo ini itu Rudi akan membuat Ibas dan istana tenang,\" katanya. Hakim Joko menanyakan BAP itu kepada Ardi. Menurut Ardi, apa yang disampaikannya adalah pernyataan Widodo ketika mereka bertemu di Singapura. \"Oh iya itu pas ketemuan di Singapura Widodo menyampaikan ke saya seperti itu. Setelah itu saya lapor ke Rudi,\" ujar Ardi. Bertemu Rudi Panglima TNI, Jenderal TNI Moeldoko membenarkan pernah bertemu dengan mantan Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas), Rudi Rubiandini. Dalam pertemuan tersebut kata Panglima TNI, disampaikan rencana pengembangan usaha yang berkaitan dengan obyek vital yang akan dilakukan oleh SKK Migas. Dua kali pertemuan, menurut Moeldoko, tidak ada konteks pembicaraan urusan bisnis. “Pak Rudi memang pernah ketemu dengan saya, waktu saya menjabat Kasad. Pertama waktu Pak Rudi Rubiandini ke Mabes TNI AD, kita diskusi dengan para asisten dan beliau juga membawa beberapa stafnya. Pertemuan tersebut dalam rangka perkenalan diri sebagai sesama pejabat baru”, kata Jenderal TNI Moeldoko di sela-sela kegiatan pembukaan Latihan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC), di Markas Divif 2 Kostrad Cilodong Bogor, Selasa (3/12). Pernyataan tersebut menanggapi penyebutan namanya dalam BAP yang dilakukan KPK terhadap tersangka mantan Kepala SKK Migas Rudi Rubiandini, dan BAP pengemudinya Asep Toni, Dalam BAP tersebut, nama Jenderal TNI Moeldoko disebut pernah bertemu dengan Rudi Rubiandini di Gambir dan rumah dinas Jenderal TNI Moeldoko di Jalan Denpasar, Jakarta Pusat ketika menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad). Kemudian berlanjut ke pertemuan kedua yang membicarakan tentang masing-masing tugas. Dalam pertemuan tersebut ungkap Moeldoko, Rudy Rubiandini mengatakan bahwa Kasad sudah banyak membantu Pertamina yang dipimpin oleh Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan, dalam mengatasi persoalan pencurian minyak di Palembang. \"Saya saat itu menyarankan kepada Rudi Rubiandini agar setiap kegiatan eksplorasi minyak dan gas lebih memperhatikan permasalahan yang dapat menimbulkan resitensi di masyarakat. Untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan adanya pendekatan ke wilayah-wilayah termasuk Kodam, agar jangan sampai kegiatan yang sudah berjalan terjadi resistensi yang memakan biaya lebih besar,\" ujar Moeldoko. Dikatakan, dengan adanya pendekatan teritorial yang baik oleh Kodam, diharapkan Pertamina akan lebih efektif dalam melakukan kegiatan eksplorasi. \"Tidak ada konteks pembicaraan yang berhubungan dengan urusan bisnis,” tegasnya.(**)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: