Para Guru Kutuk Pelaku Rampok
CURUP, BE - Aksi perampokan yang dialami Kepala SMAN 1 Binduriang, serta siswa SMAN 1 Sindang Kelingi ketika berlangsung penutupan akses jalan lintas Curup-Lubuklinggau, Selasa (26/11) mendapat kutukan dari organisasi Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Provinsi Bengkulu, yang menaungi para guru. Wakil Ketua PGRI Provinsi Bengkulu Mirliani, M.Pd kepada Bengkulu Ekspress, Rabu (27/11) mengungkapkan kecaman terhadap tindakan para pelaku rampok yang tidak bertanggung jawab tersebut. \"Kami mengutuk aksi pelaku, bahkan kami meminta Pemerintah Daerah bisa betindak tegas, paling tidak mentolelir jika ditemukan banyak guru yang trauma, bahkan tidak mau lagi menjalankan tugas untuk mengajar di wilayah Kecamatan Binduriang,\" pintanya. Mirliani mengungkapkan, beberapa guru yang truma sehingga memilih tidak mengajar di wilayah Lembak pasca perampokan yang dialami Kepala SMAN 1 Binduriang dan siswa SMAN 1 Sindang Kelingi tersebut merupakan salah satu kewajaran hingga berimbas pada trauma bagi pengajar lainnya. Karena keselamatan jiwa dan harta benda mereka tidak lagi bisa terjamin ketika mengabdi di wilayah tersebut. \"Sama sekali tidak ada jaminan untuk para guru mengajar di wilayah Lembak, karena jaminan keamanan tersebut bukan hanya dibebankan kepada aparat keamanan, tetapi kesadaran masyarakat. Tidak mungkin polisi sanggup mengantar dan mengawal para guru menjalankan tugas mereka karena takut jadi korban perampokan,\" sesal Mirliani. Padahal, intensitas belajar siswa saat ini harus benar-benar bebas dari gangguan, menjelang ujian semester yang akan berlangsung 9 Desember 2013 mendatang. \"Kalau kondisi keamanan sudah tidak kondusif, guru jadi takut untuk melakukan aktivitas, setiap kali ada aksi pemblokiran jalan di wilayah Kecamatan Binduriang,\" katanya. Terkait aksi kriminalitas yang membuat guru menjadi trauma, Plt Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Rejang Lebong Zakaria Effendi, M.Pd menegaskan tidak mengarahkan para guru dan siswa untuk tidak melaksanakan aktivitas secara rutin di sekolah mereka. \"Jika memang kondisi tidak aman, kami juga tidak bisa melarang aktivitas pembelajaran diliburkan, karena salah satu Kepala Sekolah dan siswa kita juga jadi korban perampokan,\" katanya. Hanya saja, Zakaria meminta pihak sekolah lebih membaca situasi keamanan di wilayah mereka hingga kondisi benar-benar aman dan tidak ada lagi guru serta siswa yang dirampok. \"Kita juga sangat berharap ada perlindungan bagi para guru, karena mereka ini setiap hari menuju tugas masing-masing, kalau sampai keamanan mereka terancam kami rasa wajar saja mereka trauma dan meninggalkan tugas. Malah yang jadi korban malah siswa,\" ungkapnya. (999)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: