Pendidikan Karakter
Pendidikan Karakter (PK) dapat dilaksanakan pada lembaga pendidikan di sekolah ataupun lembaga non formal. Tentunya dengan disertai Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) yang memerlukan proses koordinasi, komunikasi yang maksimal dengan para stakeholder. Seperti halnya peran orang tua yang menciptakan pendidikan karakter terhadap peserta didik di lembaga pendidikan. Menurut Linda Silawati, Guru SD Negeri 2 Taba Penanjung, posisi orang tua sebagai pendidik karakter yang pertama dan utama. Perlu adanya kerja sama yang baik antara sekolah dengan orang tua dalam hal penanaman disiplin pada anak. “Sebab jika sekolah berusaha dengan sekuat tenaga menanamkan pendidikan karakter, kalau masyarakat tak mendukung tidak ada artinya,” ungkapnya. Menurutnya, hubungan orang tua dan masyarakat dapat dilakukan dalam berbagai bidang, seperti proses belajar mengajar, pengembangan, pendidikan mental, dan kebudayaan. Antara sekolah dengan orang tua dan masyarakat dapat dijalin melalui dewan sekolah, rapat komite atau rapat bersama. “Banyak sekali peluang untuk meningkatkan koordinasi,” imbuhnya. Dijelaskannya, pendidikan karakter tidak semata-mata pembelajaran pengetahuan semata, tetapi lebih dari itu juga dalam hal penanaman moral, nilai etika, estetika, budi pekerti yang luhur. Dengan begitu peserta didik jauh dari pengaruh buruk. Mereka justru lebih menerapkan pendidikan berdasarkan karakter di setiap pelajaran. “Ketika dalami pelajaran khusus, karakter perlu diterapkan,” tutupnya. (111)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: