Tujuh Jam Jakarta-Abu Dhabi

Tujuh Jam Jakarta-Abu Dhabi

Catatan Perjalanan Menuju Eropa (1) \"foto(2)\"Oleh Gubernur Bengkulu Junaidi Hamsyah

DENGAN  menggunakan pesawat Garuda Indonesia semestinya pukul  16.00 WIB sudah take off. Tapi pesawat delay. Akhirnya berangkat dari Bengkulu jam 17.00 WIB. Pesawat mendarat di Bandara Soekarno Hatta (Soeta) Pukul 18.15 WIB. Planingnya, sore itu buka puasa di Bandara Soekarno Hatta (Soeta) karena puasa  sunnah Senin-Kamis. Namun pesawatnya delay, akhirnya buka puasa di udara. Untung naik Garuda karena ada snacknya yang sudah disediakan.

\"Kalau naik pesawat titik-titik (dikit-dikit) yaaaa, air doang tapi biasanya kalau minta teh anget manis juga dikasih kok,\" gumam saya. Ajudan cukup sigap ternyata mereka sudah beli nasi kotak. Alhamdullilah. Turun dari pesawat shalat  maghrib isya di Sheraton. Untung ada nasi kotak karena menu di hotel kadang-kadang gak pas di lidah.

Pukul 20.30 WIB,  keluar dari Sheraton menuju Bandara Soeta, Terminal F persiapan ke Amsterdam.  Berurusan ke imigrasi sebentar karena memang demikian Standar Operasional Prosedur (SOP) yang harus dilalui. Lalu istirahat di eksekutif  lounge. Saat itulah, bertemu dengan Pak Cipto,  jajaran Direktur Pelindo II Pusat.  Bahas masalah pelabuhan Bengkulu.  Pelindo sudah MoU dg PT Jababeka untuk  pengembangan Pelabuhan Pulau Baai.

Pukul  22.00 WIB, boarding pesawat Garuda duduk di kelas eksekutif.  Seumur umur baru itu. Di bangku banyak sekali cekonetnya (tombol buat mengatur posisi bangku) Saya coba aja satu persatu xi xi xi xi (ketawa versi baru). Waw.... Ternyata bangkunya bisa tiduran persis tempat tidur beneran. \"Pak nanti saja ya setelah take off ,\" pramugari memberi teguran. \"xi xi xi xi ....jadi  malu\" dalam hati.

Jam 01.00 WIB dini hari dibangunkan nyonya. \"Pak....Pak kita tidak tahajud\".  Nyonya tahajud saya tidak. Pramugari tawari makan. Ibu pesan roti saya pesan iga kambing. Tetangga sebelah (Pak wali bersama istrinya ) masih pulas. Dikasih makanan pembuka. \"Bah, udang rebus, ikan salaman he he he Salmon. Belum masuk ke mulut saya rasanya perut sudah menolak. Gak jadi saya makan makanan pembuka itu.  Ibu yang menyelesaikan. Akhirnya pesanan iga kambing datang. \"Alhamdullilah\".  Makan tengah malam.

Pramugari ngoceh menyampaikan pesawat transit di Abu Dhabi. Menurunkan penumpang Jakarta -Abu Dhabi dan penumpang yang ke Amsterdam hanya turun 45 menit. Sesuai dengan perintah crew pesawat agar meluruskan kursi. Saya pencet lagi. Syuuuuuutttt he..he..he.. normal lagi. Naaaahh kesempatan pipis lagi (pipis yg ketiga kalinya di pesawat). Menjelang landing aku sempat plangak plongok.

Melihat  Abu Dhabi dari atas. Wow..... Kayak emas, lampunya dominan kuning. Menjelang mendarat tuh.... Tanda nyampai ke Abu Dhabi ada gedung paling tinggi dan beda dari gedung lain. Di Jakarta  sudah dibuat gedung serupa. Terminal bandaranya menyerupai kubah masjid. Huuhhh...Abu Dhabi memang kampung berduit. Megah, mewah kagum kita melihat struktur bangunannya.

Sesuai jadwal 30 menit turun di bandara kita harus boarding lagi. Oh ya. Jakarta - Abu Dhabi  tujuh jam lho. Oh ya bandara Abu Dhabi keyen (bahasa Facebook anak gaul, maksudnya keren) bandaranya modern karena persis mal. Dan memang mal di bawahnya. Gila. Sama dengan Bandara Bengkulu (ngimpi kaleeee). Eeee ngelantur. (bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: