Kritik Media, SBY Dinilai Panik
JAKARTA - Peneliti Senior Indonesian Public Institute, Karyono Wibowo menjelaskan, pernyataan Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang mengkritik pemberitaan media terhadap partai berlogo segitiga mercy itu menunjukkan adanya kepanikan. Karyono menjelaskan, jika dilihat dari kajian analisis media yang dilakukan IPI, dalam dua bulan terakhir menunjukkan citra negatif PD menempati posisi paling tinggi dengan angka 31,7 persen. Diikuti PKS dengan 26,8 persen, Partai Golkar 18,6 persen, dan PDIP sebesar 14,8 persen. Sedangkan partai lainnya di bawah empat persen. \"Isu yang memberikan sentimen pemberitaan negatif PD antara lain kasus Sengman, Bunda Putri, Perppu, Hambalang dan penahanan Andi Mallarangeng, konflik antara PPI ormas yang didirikan Anas Urbaningrum dengan PD hingga isu penculikan Subur Budi Santoso oleh BIN,\" kata Karyono di Jakarta, Sabtu (26/10). Ia menjelaskan, SBY sudah mulai gusar atas pemberitaan media yang mulai kritis terhadap orang nomor satu di pemerintahan Indonesia itu. Namun, menurut Karyono, kritikan SBY dengan menyerang media bisa menjadi bumerang untuknya dan Partai Demokrat. \"Kalau ada pers yang kritis, hal itu masih dalam batas kewajaran. Justru menyerang media dalam mainstream libertarianisme pers saat ini bisa jadi bumerang,\" ujar Karyono. Karena itu, Karyono mengimbau, SBY dan PD agar berhati-hati menyikapi setiap masalah yang berhubungan dengan pers. \"Saya melihat agak aneh saja, kalau dulu pada tahun 2004, SBY dipuja dan dibesarkan media kok beliau enggak protes ya. Kok sekarang ketika pers mulai kritis, beliau protes dan gusar,\" katanya. Seperti diketahui, SBY menyatakan selama 2,5 tahun belakangan ini Partai Demokrat kerap diserang habis-habisan oleh partai politik dan sejumlah media massa. \"Kita diserang parpol dan sejumlah media massa, sebagian dari mereka ada di depan saya,\" katanya. (gil/jpnn)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: