Pipik Bagi Tips Menjaga Cinta Suami

Pipik Bagi Tips Menjaga Cinta Suami

\"pipik\"PALEMBANG - Pipik Dian Irawati, istri alm Ustad Jefry Al Bukhori adalah wanita biasa, bukan ustad apalagi penceramah. Itulah ungkapan rendah hati yang selalu dikumandangkan Pipik saat menghadapi para muslimah atau jemaah di berbagai acara.  

Salah satunya, pada Grand Launching Hijabersmom Community (HmC) Palembang “Be Smart and Beauty” di Convention Hall Aston Palembang, Sabtu (5/10). Pipik yang terlihat cantik dengan balutan busana berwarna serba hitam tampil semangat dan lembut menyapa ratusan muslimah yang hadir.   Dalam tausiyah yang berdurasi selama 70 menit itu, Pipik mengatakan siapapun harus bisa mengontrol mulut, hati dan tangannya sehingga bisa menjaga perasaan orang lain. “Untuk itu, suami saya (alm Ustad Jefry Al Bukhori, red) dulu selalu mengingatkan saya untuk berwudhu di saat mau tidur, atau berpergian. Karena dengan itu saya bisa mengatur perkataan, pendengaran, dan gerak tangan agar tidak melukai dan menyakiti siapapun,” ujarnya.

Apalagi jika orang terdekat bahkan keluarga kita, lanjut dia, menghujam dan memfitnah hendaknya tidak dibalas dengan perbuatan yang sama. Ia mengingatkan, agar perbuatan buruk dan menyakitkan tidak harus diimbangi dengan perbuatan yang sama.  

“Baiknya kita diam, dan bersyukur kepada Allah karena ia telah melahirkan orang-orang seperti itu, sehingga kita mempunyai cobaan yang memang harus bisa kita jalani. Hendaknya kita juga ikhlas dan mendoakan mereka bisa mendapat berkah dan rahmat dari Allah nantinya,” ungkap mantan model covergirl pada 1997 itu.  

Dia menuturkan untuk setiap muslim dan muslimah, jika memang tengah mengalami masalah yang cukup besar dengan kaum kerabatnya, harus tetap menjaga silahturahmi. “Jadi walau orang menzalimi kita, tapi kita terus coba berjabat tangan. Karena berjabat tangan akan mengugurkan disa-dosa kita,” tukasnya.  

Tak hanya itu, sebagai seorang istri, wanita harus bisa menjaga keharmonisan keluarganya. Belajar dari kehidupan pribadinya, Pipik menjelaskan, dulu kebiasaan Pipik adalah menggunakan daster. Tapi sang suami selalu protes. Ia ketika nongkrong diluar melihat wanita berpakaian seksi, dan setiba dirumah melihat sang istri dalam keadaan seadanya.  

“Iya sampai saya sadar, saya harus cantik dan seksi dimata suami. Apalagi dia (alm Ustad Jefry Al Bukhori) kalau kemana-mana, hobi berbelanja dan yang dibelinya pakaian dalam wanita yang seksi dan cantik. Saya gunakan di kamar dan perlihatkan kepadanya karena ia suami saya dan saya ingin dimatanya lah saya seksi dan cantik,” beber Pipik.  

Wanita berlesung pipit itu menerangkan, seorang wanita harus menjadi solehah. “Namun bukan berarti menganggap diri kita lehih solehah dari orang lain,” imbuhnya. Dikatakan, wanita solehah itu harus bisa baik kepada suami, anak, orang tua, keluarga dan sahabat.  

“Saya teringat suami saya (alm Ustad Jefry Al Bukhori). Ini peristiwa nyata. Saya izin mengaji. Nah, usai ngaji, saya ke mall dan nongkrong dengan teman-teman. Akhirnya suami tahu dan ia pantas marah. Itu tidak boleh, kita harus dapat izin dari suami untuk semua aktivitas yang kita kerjakan termasuk ngemall, belanja, dan kumpul bersama teman,” kata dia.  

Sementara pada acara grand launching itu, terdapat beberapa rangkaian acara lainnya pembacaan tadarus al quran, tari sekapur sirih, dan fashion show. “Alhamdulillah acara ini sukses, ada 350 muslimah yang hadir. Padahal target kami 300 orang. Sejak dibentuk kepengurusan hingga saat ini kami berhasil menghimpun 200 orang,” ujar Ketua HmC Palembang, Nurul Ahadiyah Ernawati.  

Sebelum dilakukan grand launching di hari ini (kemarin), HmC Palembang sudah terlebih dahulu melakukan soft opening dan menggelar berbagai kegiatan sosial seperti seminar kesehatan, baksos dan lainnya. “Kami sangat senang karena animo masyarakat sangat besar, terbukti dengan banyaknya para wanita muslim yang ikut berperan aktif,” tukasnya.  

Ditambahkan salah satu founder HmC pusat Jakarta Irma Mutiara menuturkan, HmC sudah ada sejak 2 tahun lalu. “Ini kota ke-8, kita bangun cabang HmC. Kita punya sejarah dalam bangun komunitas ini, lima founder yang terlibat yakni saya, Monica Jufri, Jeny Tjahyawati, Najwayanti, dan Hananto berencana membentuk perkumpulan ibu-ibu yang berkerudung. Melalui jaringan sosial media, akhirnya kami bisa membentuk misi dan visi untuk jadi wadah komunitas para muslimah baik berbagi (shearing) mengenai habluminannas dan hablumnillah,” tandasnya. (wia)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: