Antisipasi Konflik Kepercayaan Jelang Pemilu
RATU SAMBAN, BE - Badan Kesbangpolinmas Provinsi Bengkulu menggelar sosialisasi bersama yang diikuti Perwakilan Kesbangpolinmas Kabupaten Kota yang tergabung dalam Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) Provinsi Bengkulu. Sosialisasi ini untuk upaya antisipasi potensi konflik aliran kepercayaan masyarakat di Provinsi Bengkulu menjelang Pemilu 2014 mendatang. Kegiatan yang dipusatkan di Hotel Madelin ini melibatkan Kajati Bengkulu, Chaniffudin SH MH selaku Ketua Pengawas Aliran Kepercayaan Masyarakat (Pakem Bengkulu) Ketua MUI Provinsi Bengkulu, Rohimin Danuri, Ketua FKDM Provinsi Bengkulu, Hj Nurul Fadhilah, dan Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama Bengkulu, Dr. Hery Noer Aly M.A selaku narasumber. Tujuan kegiatan itu diharapkan dapat memberikan peningkatan pemahaman sehingga tidak dijadikan sebagai objek atau bahkan pemicu terjadinya konflik dengan dalih agama atau pun golongan pada Pemilu 2014 mendatang. Seperti diungkapkan Ketua Penyelenggara, Abdullah Wazir, kegiatan ini dilakukan diharapkan dapat mendeteksi secara dini potensi terjadinya konflik ataupun pemanfaatan aliran kepercayaan oleh partai politik tertentu yang berakibat terjadinya perpecahan pada tahun politik 2014 mendatang. Sebagai langkah meminimalisir terjadinya konflik, pihaknya juga melakukan sosialisasi di kabupaten/kota pada kelompok aliran kepercayaan sehingga melalui Pakem dapat dilakukan pendekatan terhadap komponen masyarakat sehingga nantinya keberadaan aliran kepercayaan tidak meresahkan baik melalui konflik horizontal maupun etnis. \'\'Dan ke depannya juga akan diselenggarakan seminar dan sosialisasi sejenis kepada masyarakat untuk lebih memberikan pemahaman pada masyarakat melalui stake holder yang dilibatkan baik kejaksaan, kepolisian, Badan Intelijen Negara (BIN) maupun perguruan tinggi,\'\' jelas Abdullah Wazir. Di sisi lain, Kajati Bengkulu, Chaniffudin SH MH mengatakan untuk menghindari adanya konflik aliran kepercayaan apalagi pemanfaatan aliran agama dalam politik Pemilu 2014 mendatang, seluruh masyarakat diharapkan kembali pada jati dirinya dan agama yang dianutnya, memahami derajat dan kodrat di hadapan sang pencipta. \"Terjadinya konflik antar aliran kepercayaan disebabkan karena manusinya kehilangan jati diri, maka dibutuhkan pendekatan dan dikembalikan pada landasan yang digunakan masing-masing agama, kalau agama Islam dengan Alquran, nasrani dengan Tuhan Yesusnya, begitu juga dengan Budha dan Hindu,\" terangnya. Hal yang sama diungkapkan nara sumber Dr Hery Noer Aly MA sangat mendukung sosialisasi yang digelar Kasbangpolinmas tersebut, pasalnya saat pelaksanaan pemilihan umum mendatang, banyak oknum calon legislatif yang akan memanfaatkan aliran kepercayaan ini sebagai pola pendekatan serta untuk mengambil simpati untuk meraih suara. Hanya saja apa yang dilakukan jangan sampai menimbulkan gejolak dan memicu konflik antar agama hingga menimbulkan isu SARA. Meskinya dengan perbedaan aliran kepercayaan itu dapat menyatukan semua unsur agama. \"Aliran agama jangan dijadikan gesekan untuk memecah belahkan, namun jadikanlah komoditi perbedaan itu menjadi pemersatu,\" saranya mengakhiri. (247/prw)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: