Virus MERS Ternyata Berasal Dari Kelelawar
Sejak pertama kali ditemukan September 2012 lalu, para ilmuwan tak kunjung mengetahui darimana asal virus penyebab Middle East Respiratory Syndrome (MERS), yang mirip SARS dan mematikan itu. Beruntung baru-baru ini sekelompok peneliti menemukan jika virus ini berasal dari kelelawar yang ada di Arab Saudi.
Setelah menguji sampel beberapa kelelawar yang tinggal tujuh mil (sekitar 11 km) dari rumah orang pertama yang diketahui terinfeksi MERS di Arab Saudi, peneliti pun memastikan sebuah virus yang ditemukan pada salah satu dari kelelawar-kelelawar itu terbukti 100 persen identik dengan yang virus MERS pada manusia.
\"Ada beberapa laporan penemuan virus mirip MERS pada binatang-binatang tertentu. Tapi tak ditemukan kecocokan genetik. Namun dalam kasus ini kami memiliki virus pada binatang yang ternyata identik dengan rangkaian virus yang ditemukan pada kasus manusia pertama,\" kata direktur Center for Infection and Immunity, Mailman School of Public Health, Columbia University, Dr. W. Ian Lipkin, seperti dilansir laman Fox News, Senin (16/9).
\"Dan yang lebih penting lagi sumbernya tak jauh dari kasus pertama itu,\" katanya lebih lanjut.
Peneliti juga mencatat kelelawar sendiri memang sering menjadi sumber sejumlah virus lain yang dapat menginfeksi manusia, termasuk rabies dan SARS, gangguan pernapasan akut yang menyerang 8.000 orang dan hampir membunuh 800 orang di Asia Tenggara antara tahun 2002 hingga 2003.
Namun karena kelelawar bukanlah binatang yang kerap berinteraksi dengan manusia, peneliti menduga jika kelelawar menginfeksi binatang lain, yang pada akhirnya menginfeksi manusia. Untuk itu, peneliti berencana melanjutkan pencarian sumber virus pada berbagai jenis binatang, entah rumahan atau liar di kawasan sekitar penyebaran virus MERS pertama.
Baru-baru ini studi lain juga menemukan antibodi untuk melawan virus MERS yang terdapat di dalam tubuh unta, yang ada di salah satu negara Timur Tengah lainnya yaitu Oman. Peneliti menduga dulunya unta-unta itu pernah terinfeksi MERS atau virus yang hampir serupa, sehingga dapat membentuk antibodi untuk melawan virus tersebut. Tapi peneliti tak pernah menemukan virus yang dimaksud di dalam tubuhnya. Studi baru ini dipublikasikan dalam jurnal Emerging Infectious Diseases.(fny/jpnn)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: