KPU Gandeng KNPI Sosialisasi Anti Golput

KPU Gandeng KNPI Sosialisasi Anti Golput

JAKARTA – Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Husni Kamil Manik, mengajak kaum muda terlibat aktif meningkatkan partisipasi pemilih kelompok muda hingga menjadi pemilih yang dominan dalam pemilu 2014. Bukan justru mengajak masyarakat untuk tidak memilih atau golongan putih (golput).

“Saya berharap Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) tidak ikut-ikutan mengajak masyarakat untuk golput. Itu kontraproduktif dengan sistem politik demokratis yang sedang kita bangun. Kita jangan apatis dengan demokrasi yang sedang berjalan. Tapi mari sama-sama kita isi sistem demokrasi itu sehingga makin berkualitas,” ujar Husni saat menerima kunjungan pengurus DPP KNPI di Gedung KPU, Jakarta, Selasa (3/9) sore.

Menurut Husni, kepedulian kaum muda sangat diperlukan, sebab tanpa peran serta nyata kaum muda, mustahil Indonesia yang lebih baik dapat terwujud lebih baik.

KPU kata Husni, sejak awal berkomitmen untuk menampilkan wajah yang lebih melayani. “Kami berupa memaksimalkan pelayanan agar semua peserta Pemilu merasa nyaman. Tapi kami ingatkan bahwa ada aturan yang mengikat semua pihak. Dan semuanya wajib mengikuti aturan itu,” ujarnya.

Sementara itu Ketua DPP KNPI Taufan Rotorasiko yang datang dengan sekitar 20 pengurus DPP KNPI, mengatakan pemuda dengan kekuatan yang sangat besar merupakan aset penting dalam penguatan sistem politik demokratis di Indonesia.

Karenanya kata Taufan, pihaknya akan terus meningkatkan persuasi kepada para pemuda akan pentingnya Pemilu. Salah satu kegiatan terdekat yang akan dihelat KNPI yakni Simposium Politik Nasional yang akan menghadirkan pemuda dari seluruh Indonesia. Simposioum ini kata Taufan nantinya akan menghasilkan sebuah naskah deklarasi Pemilu Bersih.

KNPI juga berkomitmen membantu KPU dalam melaksanakan sosialisasi Pemilu. “Kami akan bantu sosialisasi Pemilu dengan maksimalkan jaringan struktur organisasi KNPI sampai ke tingkat kecamatan. Kami akan lakukan kampanye antigolput,” ujarnya.

Sigit Pamungkas menegaskan Golput akan selalu ada dalam setiap Pemilu. “Di Negara yang memilih itu diwajibkan pun dan kena denda bagi yang tidak ikut memilih tetap saja ada yang Golput. Apalagi di Negara kita yang menempatkan memilih itu sebagai hak,” ujarnya.

Dengan posisi itu, kata Sigit, tantangan KPU dalam meningkatkan partisipasi pemilih menjadi sangat besar. Sigit menegaskan kunci untuk menyelesaikan problem tren partisipasi yang terus menurun itu hanya dapat dilakukan dengan mewujudkan Pemilu yang berintegritas.

“Berintegritas itu tidak hanya menunjuk ke penyelenggara tetapi juga peserta dan pemilih. Jadi semua stakeholders yang terlibat dalam kegiatan Pemilu itu harus berintegritas,” ujarnya.

Penyelenggara yang berintegritas ditandai dengan sikapnya yang selalu merujuk pada aturan dalam menjalankan tahapan Pemilu. Sementara peserta yang beritegritas berarti dalam kegiatan kampanye mengedepankan gagasan bukan uang.

Dalam konteks peningkatan partisipasi, Sigit menyarankan KNPI melakukan ekspansi ke luar komunitas pemuda. Dengan cara melakukan kegiatan-kegiatan pemberdayaan kepada segmen pemilih yang memiliki akses informasi terbatas seperti kelompok ibu-ibu dan kaum marginal.

Ferry Kurnia Rizkiyansyah mengungkap berdasarkan daftar pemilih sementara hasil perbaikan (DPSHP) pemilih yang berusia 17 sampai 30 tahun sebanyak 56 juta. “Ini menujukkan bahwa pemilih kita didominasi kaum muda. Karenanya peran KNPI dalam meningkatkan partisipasi pemilih pada Pemilu 2014 menjadi sangat strategis,” ujarnya.(gir/jpnn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: