Deklarasi Capres WIN-HT Dongkrak Elektabilitas Hanura
JAKARTA - Deklarasi pasangan calon presiden (Capres) Partai Hanura, Wiranto-Harry Tanoesudibyo (WIN-HT) berdampak positif pada tingkat keterpilihan partai yang didirikannya. Berdasarkan survei yang dilakukan Lembaga Klimatologi Politik (LKP), elektabilitas Hanura naik dari 6,3 persen menjadi 10,9 persen. Deklarasi yang dilakukan lebih awal ini juga mengangkat posisi WIN-HT dalam persaingan capres menuju Pemilu 2014.
“Menurut temuan LKP kali ini, elektabilitas Wiranto sebagai capres telah mencapai 18,5 persen. Wiranto berhasil melewati tingkat keterpilihan Prabowo Subianto yang pada kali ini menempati posisi ketiga,” kata CEO LKP Usman Rachman saat konferensi pers di Hotel Grand Menteng, Matraman, Jakarta, Senin (2/9/2013).
Survei LKP yang dilaksanakan tanggal 12 – 18 Agustus 2013 di 33 provinsi dengan mengambil sampel sebanyak 450 responden melalui teknik multi-stage random sampling. Ambang kesalahan (margin of error) dari survei ini kurang lebih 4,6 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara dengan menggunakan telepon dengan responden dan berpedoman pada kuesioner.
LKP menjadikan variabel dengan mempaketkan pasangan capres yang akan maju di Pilpres 2014. Dalam hitungan surveinya, ada empat pasang yang diteliti. Yakni, WIN-HT, Prabowo-Hatta Rajasa, Megawati-Jokowi, dan ARB-Pramono Edie Wibowo.
“Menurut temuan LKP, jika Pilpres dilaksanakan hari ini, pasangan WIN-HT bersaing ketat dengan pasangan Megawati-Jokowi. Sebanyak 30,7 persen publik mengaku akan memilih pasangan Megawati-Jokowi dan 30,4 persen akan memilih pasangan WIN-HT,\" katanya.
Sementara untuk pasangan Prabowo-Hatta Rajasa berada di posisi ketiga dengan elektabilitas 19,8 persen, disusul pasangan ARB-Pramono Edie Wibowo dengan elektabilitas 6,9 persen. Sebanyak 12,2 persen menjawab belum punya pilihan.
Di sisi lain, dalam posisi Capres secara individu, Gubernur DKI Jokowi tetap menjadi capres terfavorit pilihan publik. Sebanyak 19,6 publik mengaku akan memilih Jokowi.
Sementara itu, Konvensi Partai Demokrat yang diharapkan mampu untuk mengangkat popularitas Partai Demokrat yang akhir-akhir ini sedang terpuruk ternyata tidak berjalan sesuai dengan harapan, walaupun pemberitaan mengenai konvensi partai berlambang bintang mercy belakangan ini banyak memenuhi media massa, ternyata di mata publik hajatan penjaringan calon presiden (capres) yang akan diusung Partai Demokrat itu kurang begitu dikenal.
“Bahkan popularitas atau tingkat pengenalan publik terhadap Konvensi Partai Demokrat jauh di bawah popularitas peristiwa Deklarasi WIN-HT yang akan disung Partai Hanura sebagai capres-cawapres pada Pemilu 2014,” Ujarnya.
Tingkat popularitas atau pengenalan publik terhadap Konvensi Partai Demokrat masih tergolong rendah. Baru 40,8 persen responden yang mengaku tahu atau minimal pernah mendengar rencana Konvensi Partai Demokrat.
Bahkan banyak responden yang pernah mendengar rencana Konvensi tersebut tetapi tidak tahu apa yang dimaksud dengan konvensi. Popularitas Konvensi Partai Demokrat kalah jauh dari popularitas peristiwa Deklarasi WIN-HT oleh Partai Hanura. Sebanyak 77,6 persen publik mengaku tahu atau minimal pernah mendengar adanya Deklarasi WIN-HT sebagai capres-cawapres untuk Pemilu 2014.
Dengan rendahnya popularitas Konvensi, maka tujuan Partai Demokrat untuk mendongkrak elektabilitas melalui konvensi belum tercapai maksimal.
“Berdasarkan temuan LKP, elektabilitas Partai Demokrat sebesar 8,9 persen, tidak berbeda jauh dengan hasil survei berbagai lembaga riset tiga atau empat bulan lalu, dapat dikatakan elektabilitas Partai Demokrat dalam beberapa bulan terakhir cenderung bersifat stagnan,” katanya. (awa/jpnn)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: