BSN Usulkan SNI Mobil Murah

BSN Usulkan SNI Mobil Murah

JAKARTA, BE - Badan Standardisasi Nasional (BSN) mengusulkan Standar Nasional Indonesia (SNI) mobil murah atau \"twin car\" guna meningkatkan daya saing menghadapi pemberlakuan Masyarakat Ekonomi Asean (MAE) 2015.  Kepala BSN Bambang Prasetyo di Jakarta, Sabtu, mengatakan ada 15 standar yang akan diusulkan kepada pemerintah guna mendukung inovasi bagi baterei mobil murah. Menurut dia, mobil murah merupakan salah satu unggulan produk otomotif yang akan dikembangkan Indonesia dalam menghadapi pasar bebas Asean 2015 mendatang. Menghadapi perdagangan bebas lingkup Asean di tahun 2015, tambahnya, inovasi memegang peranan penting dalam mendukung daya saing produk nasional. \"Namun demikian inovasi perlu didukung oleh ketersediaan standar yang dapat menjadi acuan bagi jaminan kualitas dan keamanan produk,\" katanya di sela Ristek Fun Bike 2013 di Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Bambang menyatakan, penggarapan standar untuk baterei bagi mobil murah yang akan dikembangkan Indonesia tersebut sudah dimulai tahun ini dan diperkirakan memerlukan waktu hingga 13 bulan dalam prosesnya. \"Oleh karena itu, standar tersebut akan keluar pada tahun depan,\" katanya. Dia menambahkan, sebelumnya proses penyelesaian standar sebelumnya memerlukan waktu hingga 18 bulan namun saat ini dilakukan efisiensi sehingga ditargetkan selesai dalam 13 bulan. Mengenai proses penyelesaian standar untuk bateri mobil murah tersebut, dia menyatakan, sebagian akan ditangani BSN dan sebagian lainnya dilakukan kementerian terkait dalam hal ini Kementerian Riset dan Teknologi. Sementara itu menyinggung anggaran yang dialokasikan guna mengerjaan standar tersebut, Bambang mengatakan, untuk tahun ini sebesar Rp 7 miliar. Pada kesempatan tersebut Kepala BSN juga menyatakan, pihaknya terus mendorong para pemangku kepentingan untuk merumuskan Standar Nasional Indonesia yang berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi dan mampu mendukung inovasi. Selain standar untuk mobil listrik, lanjutnya, saat ini BSN juga tengah memproses standar untuk radiasi pangan atau SNI pangan yang mendukung inovasi produk pangan olahan, terutama yang bahan bakunya bersumber dari tumbuhan alami. \"Kami mengharapkan masyarakat terutama industri terdorong untuk melakukan inovasi dengan tanpa melupakan standar,\" katanya. (an)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: