Awalnya Tukang Stempel, Pensiun sebagai Sekprov

Awalnya Tukang Stempel, Pensiun sebagai Sekprov

Asnawi A Lamat Memasuki Masa Pensiun \"asnawi\"H Asnawi A Lamat MSi, mengakhiri tugasnya sebagai pegawai negeri sipil (PNS) dengan jabatan Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi. Asnawi yang pensiun pada usia 60 tahun ini mengawali karir sebagai pegawai honorer di BPMD, Kota Bengkulu tahun 1974. Ia masuk ke Kota Bengkulu pada tahun 1972, setelah tamat SMA di Manna, Bengkulu Selatan (BS). Demi mengejar cita-citanya, ia berangkat ke Bengkulu untuk melanjutkan pendidikan. Asnawi mendaftar sebagai maahahsiswa Akademi Administrasi Negara, yang sekarang bertama Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Negara (STIA). Sudah tekadnya, kuliah sambil bekerja. Enam bulan sejak dia kuliah belum mendapat kerja membuat Asnawi gelisah. Sehingga dia harus segera mencari pekerjaan. Menjadi pegawai negeri, saat itu juga bukan satu satunya cita-citanya. Sebab, pernah terpikir juga untuk masuk Akabri. Namun, dengan pertimbangan kemampuan dan izin orang tua, ia memilih masuk Akademi Administrasi Negara, sebagai pertimbangan saat itu, bahwa setiap pekerjaan dipastikan membutuhkan administrasi. \"Sehingga sudah menjadi tekadnya saat itu,\" ceritanya, kepada wartawan pada hari terakhir dia berstatus PNS. Pada tahun 1973 ia diajak bekerja di Kanwil PDK Provinsi Bengkulu. Dia bekerja selama enam bulan. Tidak lama ditempat itu, karena teringat pesan orang tuanya saat itu, dia diminta bekerja dikantor yang memiliki kaitannya dengan kepamong prajaan. \"Saya bekerja jadi tukang stempel sampai tugas-tugas lainnya,\'\' katanya. Kemudian, memasuki pada tahun 1974, dia mulai bekerja di BPMD. Akhirnya, Asnawi mengirimkan surat untuk orang tuanya yang berada di Kaur, jika dia sudah bekerja di BPMD, yang kaitannya dengan kempamong prajaan. Rasa syukur dan bahagia, dia bisa melanjutkan pendidikan sambil bekerja. Setelah merasakan menganggur enam bulan tidak enal. Saat itu, Asnawi berjanji, jika dapat bekerja disela-sela kesibukannya kuliah di Akademi Administrasi Negara, akan bekerja dengan sebaiknya-baiknya. \"Kalau saya bekerja saya akan bekerja sebaik-baiknya. Semangat itu, yang masih saya pegang hingga saat ini,\" ujarnya. Sejak menjadi pegawai, ia pertama kali menikmati fasilitas yang diberikan oleh negara berupa sepeda Camly, yang lengkap dengan pompanya. Dia sangat senang saat itu, mendapat fasilitas. Sebab, orang tuanya yang bekerja sekian lama, tidak pernah mendapatkan fasilitas tersebut. Sepeda itu, pernah Asnawi naiki dari Kota Bengkulu hingga ke Kaur. \"Meski dari Bengkulu naik mobil, setelah sampai Manna, baru saya pacu ke Kaur. Saya sangat senang dapat sepeda saat itu,\" ujar Asnawi. Dalam menjalankan tugasnya, Asnawi ikut merintis sejumlah pembangunan jalan saat itu, bersama Walikota Syafiudin. Kesempatan merintis pembangunan, diantaranya pembangunan beberapa jalan, menjadi kepuasan tersendiri baginya. Dia juga sangat bersyukur, sepanjang karirnya selalu mendapatkan kesempatan mengembangkan karir oleh atasannya. \"Saya pernah menjabat tiga jabatan sekaligus. Ini menjadi modal awal, banyak mengetahui persoalan-persoalan saat itu,\" katanya. Pada suatu ketika, tahun 1983, Asnawi harus berterimakasih, berkat adanya surat kaleng. Surat kaleng, yang kemudian mengantarkannya bekerja di PMD Provinsi. \"Saya beruntung mendapat surat kaleng. Saya dipanggil oleh pimpinan, setelah yang lain dipanggil, tentunya.  Persoalannya, soal motor, kok Asnawi baru, kenapa dapat motor. Saya tahu siapa yang membuat, tapi tidak saya mengatakannya,\'\' jelasnya. Pada akhirnya, Asnawi ditarik ke provinsi tahun 1983. Ia bekerja di PMD hingga tahun 2000. Saat itu, Wahidun Djangjaya sebagai Plt Sekwilda, banyak memberikan kesempatan belajar kepada Asnawi. \"Beliau (Wahidun Djangjaya) sampai sekarang masih hidup. Saya bangga dengan beliau.  Bahkan hingga saat ini masih mengiringi karir saya hingga pensiun,\" ucapnya. Asnawi, sempat digoda oleh Sekretaris Daerah Bengkulu Selatan (BS) Bahrulah Abas,  diminta untuk mengambil formulir pencalonan wakil bupati. \"Ada lima pilihan saat itu. Namun, saya akhirnya memilih bekerja di Kantor BPMD Rejang Lebong, karena sudah dilantik, dan SK-nya baru keluar. Saya menjadi Kepala BPM Rejang Lebong, Asisten II Setda Rejang Lebong, Asisten III Setda Rejang Lebong, dan Kepala Dinas Koperasi dan UKM Rejang Lebong, \" katanya. Pada tahun 2006, Gubernur Agusrin M Najamudin menariknya menjadi pejabat Pemerintah Provinsi. Dia pertama kali menjabat sebagai Kepala Badan Kesatuan Kebangsaan Politik dan Linmas. Hingga kemudian ditarik menjadi Asisten I Setda Provinsi. Selama menjadi asisten I, dia pernah menjadi pelaksana tugas walikota 2009 (Selama dua minggu) Plh Bengkulu Selatan (BS) (Selama 1 tahun 6 bulan), dan pejabat Bupati Bengkulu Tengah (selama 6 bulan). Hingga, akhirnya berada diposisi puncak sebagai Sekretaris Daerah Provinsi.  \"Sebuah cita-cita bagi semua PNS, dapat melaksanakan tugasnya hingga masa pensiun. Sebab itu, saya sangat bersyukur atas nikmat ini,\" katanya. Dimasa akhir jabatannya, sekitar 5 bulan lalu, Asnawi sempat dibayangi kebimbangan ingin mengundurkan diri, sebagai Sekdaprov, dan ingin bergabung pada partai politi. Hal tersebut, setelah gagal untuk mencalonkan diri menjadi wakil gubernur. Namun, Asnawi kembali pada prinsipnya, bahwa dia harus menyelesaikan tugas dengan tuntas. \"Saya bisa menyelesaikan tugas ini, memiliki kepuasan tersendiri. Dibanding saya harus mengundurkan diri,\" katanya. Disela-sela wawancara dengan wartawan di ruang kerjanya, Asnawi tak tertahankan meneteskan air mata. karena hubungannya yang  baik selama ini dengan media, dia merasa terharu dengan pertemuan terakhir  dengan wartawan, sebagai sekda provinsi dan PNS. (100)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: