Jemaah haji akan Diangkut Secara Bergelombang Saat Wukuf

Jemaah haji akan Diangkut Secara Bergelombang Saat Wukuf

\"\"Menjelang puncak ibadah haji, jamaah calon haji akan berangkat secara per gelombang dengan armada bus. “Jamaah akan diangkut secara per gelombang dengan sistem taradudi (shuttle),” ujar Dirjen Penyelenggara Haji dan Umrah Anggito Abimanyu, Selasa (23/10). Anggito menambahkan, pihaknya telah menyiapkan seluruh armada bus untuk mengangkut jamaah. “Pada masa Armina (Arafah-Muzdalifah-Mina) tidak ada jamaah yang menggunakan bus sendiri-sendiri. Semuanya sudah diatur dari pemerintah,” papar Anggito. Dia juga memastikan, Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) telah siap melayani jamaah calon haji di masa Armina. “Seluruh petugas dari tiga daerah kerja juga sudah ditarik untuk persiapan Armina,” katanya. Pada kesempatan yang sama, tim pengawas penyelenggaraan haji DPR RI yang berkunjung ke Makkah pekan ini juga mendesak pihak Kementerian Agama agar mengantisipasi segala kemungkinan saat wukuf. “Untuk pelaksanaan puncak ibadah haji saat wukuf perlu dicermati berbagai kemungkinan kejadian luar biasa baik kondisi kesehatan jamaah, tenda, dan pelayanan katering serta transportasi,” kata ketua tim pengawas DPR RI, Ida Fauziyah. Lebih lanjut, Anggito  mengungkapkan masalah transportasi, layanan kesehatan jamaah, layanan ibadah sampai jadwal pelaksanaan ibadah saat puncak ibadah haji juga telah dipersiapkan dengan matang. “Kami juga memantau kesiapan safari wukuf,” tambahnya. Hal tersebut juga turut diungkapkan oleh Menteri Agama Suryadharma Ali belum lama ini. “Tenda sudah siap, bus siap, untuk menempuh perjalanan Makkah-Arafah pun telah siap. Nanti kami akan meninjau juga persiapan konsumsi,” kata Menag. Untuk jumlah tenda, Anggito memastikan tidak akan ada penambahan jumlah yang signifikan. “Ini karena jumlah jamaah calon haji juga tidak bertambah karena sesuai kuota,” kata dia. Sedangkan untuk masalah konsumsi, Menag sempat mengatakan akan menggandakan jumlah katering dari keseluruhan jumlah jamaah. Menurut dia, hal ini ditempuh untuk mengantisipasi kemungkinan adanya jamaah nonkuota yang turut mengambil jatah konsumsi jamaah reguler.(**)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: