KNPI Tolak Penggusuran
BENGKULU, BE - Dewan Pimpinan Daerah Komite Nasional Pemuda Indonesia (DPD KNPI) Kota Bengkulu secara tegas menyatakan sikapnya menolak penggusuran terhadap Pasar Subuh. \"Kami menolak kalau Pasar Subuh digusur. Tapi kalau relokasi kami setuju. Perlu diketahui, kalau penggusuran itu, para pedagang diusir dari tempat mereka berjualan tanpa ada tempat alternatif berjualan pengganti. Tapi kalau Pemda Kota memang menyediakan tempat pengganti mereka berjualan yang lebih layak dan manusiawi sebagai tempat manusia melakukan transaksi jual beli, maka kami mendukung. Itulah yang diistilahkan dengan relokasi,\" kata Ketua Umum DPD KNPI Kota Bengkulu, Dempo Xler SIP, kemarin. Dempo juga mengingatkan bahwa dalam relokasi tersebut jangan sampai ada kekerasan. Ia bilang, para pemuda akan mengutuk relokasi yang dilakukan dengan cara-cara kekerasan. Sebaliknya, Dempo menyatakan bahwa upaya relokasi tersebut harus dilakukan dengan cara-cara persuasif. \"Kami mendesak agar Pemda Kota secara terus menerus memberikan fakta-fakta positif terkait kebijakan relokasi. Sampaikan apa manfaat dan mudhorotnya dibalik kebijakan relokasi tersebut. Pemuda yakin, belum diterimanya relokasi sebagai sebuah kebijakan karena ketakutan para pedagang terhadap sepinya para pembeli di Pasar Barukoto II. Dalam konteks itu Pemda Kota juga harus menegaskan kembali komitmennya apabila dalam 3 bulan Pasar Barukoto II sepi, maka para pedagang harus diperbolehkan kembali ke Pasar Subuh,\" tandasnya. Selain itu, mantan Ketua BEM Unib ini menambahkan, Pemda Kota juga harus merealisasikan komitmennya untuk memberikan bantuan modal kepada para pedagang di Pasar Barukoto II. \"Pemerintah kan sudah berjanji bahwa relokasi ini niatnya untuk mensejahterakan, bukan menyengsarakan. Makanya kami harap janji Pemda Kota untuk memberikan bantuan kepada para pedagang di Pasar Barukoto II dilaksanakan,\" tegasnya. Di sisi lain, Rasman dari Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Bengkulu mengakui bahwa para pedagang Pasar Subuh telah melanggar perjanjian yang telah disepakati pada Rabu (15/5) yang lalu. \"Memang mereka belum tepat waktu dalam membersihkan lokasi dagangannya. Tapi keinginan mereka untuk membersihkan setelah berjualan sudah cukup kuat,\" ujarnya. Rasman juga menyatakan bahwa mahasiswa akan terus melakukan pengawalan terhadap perjanjian yang telah dibuat tersebut. Ia juga memastikan tidak ada lagi provokator yang menghasut para pedagang untuk tetap berjualan setelah melewati pukul 08.00 WIB. \"Karena perjanjian itu difasilitasi mahasiswa, maka kami berkomitmen untuk mengawal perjanjian tersebut,\" tukasnya. (009)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: