Sejarah Masjid Baitul Izzah Dibukukan
RATU SAMBAN, BE - Sejarah perkembangan pembangunan Masjid Raya Baitul Izzah dibukukan sekaligus dilaunching bertepatan dengan perayaan Hari Ulang Tahun (Haul) ke-34 masjid tersebut. Buku itu menceritakan perkembangan pembangunan Masjid Raya Baitul Izzah Provinsi Bengkulu dari tahun 1979 hingga tahun 2013. Buku ini ditulis Pemimpin Perusahaan Bengkulu Ekspress, M Firdaus SP MM dan disusun bersama tim penelusur sejarah seperti Masjid Raya Baitul Izzah, antara lain koordinator Dr H Ahmad Boediono Sp PD, Sekretaris H Junni Muslimin SAg, MA, ditulis oleh M Firdaus Zainul MSi, dan anggota Junaidi Zainul SE, Ir Suhairi Zamzami MSi, dan Agusnis AMd. Buku itu diserahkan oleh koordinator penulis kepada imam masjid, kemudian diserahkan oleh kepada Gubernur Bengkulu H Junaidi Hamsyah, anggota DPR RI Rully Chairul Azwar, Walikota Bengkulu Helmi Hasan, Kakanwil Kemenag Provinsi Bengkulu, Suardi Abbas, SH MH dan Rektor IAIN, Sirajudin. Buku itu juga dibagikan kepada seluruh jemaah yang hadir dalam tabligh akbar. Sekretaris penelusur sejarah, H Junni Muslimin Sag MA menuturkan, buku sejarah dan perkembangan Masjid Raya Baitul Izzah menceritakan kondisi masjid sejak diresmikan oleh Wakil Presiden Republik Indonesia H Adam Malik pada tanggal 18 Mei 1979 dengan ditandatanganinya prasasti. Masjid raya ini awalnya berukuran 25 X 25 meter pesergi dan kemudian mengalami renovasi dan diperluas pembangunannya menjadi 40x40 m dan merupakan masjid terbesar di Provinsi Bengkulu saat ini. Penandatanganan prasasti ini disaksikan oleh Gubernur H Abdul Chalik dan Walikota Bengkulu Drs Syaffiudin Ali Rahman. Masjid Raya ini dibangun pada tahun 1977, proses pembangunannya memakan waktu selama 2 tahun dan nama masjid raya berubah menjadi Masjid Raya Baitul Izzah. Sementara itu, pelaksanaan tabligh akbar berlangsung meriah dengan penceramah Prof DR KH Ali Mustafa Ya\'qub MA yang juga merupakan imam besar Masjid Istiqlal Jakarta, serta ahli tafsir di UI. Ketua Umum Masjid Baitul Izzah HM Zainawi Yazid SH menuturkan, dalam memperingati Haul ke-34 tahun Masji Raya Baitul Izzah, banyak kegiatan yang dilakukan, diantaranya sarasehan situs sejarah dan dialog remaja. Di sisi lain, perayaan Haul dibuka oleh Gubernur Bengkulu H Junaidi Hamsyah. Dalam kesempatan itu, Junaidi mengatakan, pembangunan Masjid Baitul Izzah akan semakin ditingkatkan, terlebih rencana pelaksanaan Hari Pers Nasional (HPN) akan dipusatkan di Bengkulu, tentunya akan banyak orang dari luar Provinsi Bengkulu untuk sholat tersebut. Dikatakan Junaidi, renovasi masjid itu masih disiapkan, apakah akan menggunakan APBD atau APBN. \"Kita wacanakan renovasi dari kantor MUI, hingga sekolah IT Baitul Izzah berada dalam satu kawasan masjid raya ini,\" katanya. Diakui Junaidi, keberadaan masjid di Bengkulu cukup berkembang saat ini. Jumlahnya mencapai 2.664 masjid. Namun menurutnya pembangunan tak hanya fisik tapi juga psikis jemaahnya. Disisi lain, penceramah yang juga imam besar Masjid Istiqlal Jakarta, KH Ali Mustofa yaqub,MA, menyangjung proses pembangunan masjid Baitul Izzah di Bengkulu yang cukup cepat, hanya dengan membutuhkan waktu dua tahun sudah berdiri megah. Dan dalam pengamatannya, pembangunan masjid di Indonesia cukp mudah. \"Membangun masjid ternyata mudah cukup 2 tahun, tapi paling sulit membangun orang yang mengisi atau memakmurkan masjid,\" katanya. Ia juga menegaskan, setiap tahun setiap masjid dibangun di setiap desa, tanpa melihat jumlah jemaah yang meramaikan. Bahkan saat ini suatu desa juga seakan berlomba kosong kosongan masjid. Padahal keistimewaan orang yang datang ke masjid saja mendapatkan berkah yang luar biasa.(247)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: