LSM dan Mahasiswa Mendukung

LSM dan Mahasiswa Mendukung

BENGKULU, BE – Relokasi pedagang Pasar Subuh ke Baru Koto II yang direncanakan oleh Pemerintah Kota Bengkulu tidak hanya didukung oleh akademisi dari Yayasan Tri Mandiri Sakti, pembeli dan tokoh masyarakat sekitar Pasar Subuh. Kali ini dukungan juga datang dari LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) dan Mahasiswa. Relokasi yang akan dilakukan pemerintah kota dinilai merupakan salah satu solusi terbaik untuk menghidupkan kembali perekonomian di kawasan Baru Koto II.

“Secara aturan saya sangat mendukung rencana pemerintah kota untuk merelokasi pedagang pasar Subuh ke pasar Baru koto II, saya yakin dan percaya kebijakan ini dapat memberikan dampak positif bagi pedagang pasar Subuh,” ujar Aurego Jaya LSM LIRA (Lumbung Informasi Rakyat).

Aurego menilai kebijakan yang dilakukan Walikota H Helmi Hasan SE sudah dipikirkan secara matang, sehingga kebijakan untuk memindahkan pedagang pasar subuh ke Baru Koto II tentunya berlandaskan untuk meningkatkan kesejahteraan pedagang. “Ketika pemerintah kota merelokasi, pemerintah kota harus tegas.

Karena ini merupakan satu kesatuan dari program pemerintah, saya rasa pemkot tidak menyalahi aturan, asalkan pemerintah juga harus konsisten untuk memikirkan nasib pedagang, misal setelah direlokasi ke Barukoto, pedagang jangan sampai merugi, karena pedagang kan berjualan untuk menghidupi keluarganya,” paparnya.

Di sisi lain, kondisi aktivitas pedagang pasar Subuh yang melanggar kesepakatan jam berjualan hingga batas jam 08.00 pagi sampai saat ini membuat lokasi pasar Subuh melanggar nilai estetika kota Bengkulu. Padahal jika pedagang pasar Subuh pindah ke Barukoto II, maka pedagang pasar Subuh akan menempati lokasi yang lebih representatif dan tentunya lebih tertata, rapi dan bersih.

“Tidak ada salahnya jika Pemkot melakukan pendekatan lagi kepada pedagang pasar Subuh untuk lebih memperjelas prospek ekonomi dalam jangka panjang jika pedagang pasar Subuh pindah di Barukoto II,” saran Roma Daniel Futra Ketua BEM Unihaz.

Menurutnya, pemerintah kota memang lebih baik memindahkan pedagang pasar Subuh ke Barukoto II tanpa adanya paksaan. Roma menilai, pemerintah kota juga harus tetap konsisten untuk memasukkan jalur angkutan kota (Angkot) ke Barukoto II, sehingga Barukoto nantinya dapat menjadi pusat ekonomi terbaru yang sesuai dengan harapan. “Untuk melakukan suatu perubahan tidak dengan cara yang mudah, saya pikir Pemkot butuh semangat yang luar biasa untuk menjalankan program ini sesuai dengan rencana,” kata Roma Daniel Futra.

Dirinya juga mengkhawatirkan bahwa ada oknum yang memprovokasi pedagang agar tidak pindah ke Barukoto II. “Yang kita khawatirkan adalah ada oknum yang memprovokasi pedagang pasar subuh agar tidak menempati tempat yang baru di Barukoto II, tapi semoga saja tidak ada,” kata Roma Daniel.

Sebelumnya, Kepala UPTD Pasar Barukoto Edwin Agus Sukarta ketika diwawancarai mengatakan perampungan pasar Barukoto hingga saat ini terus berjalan dimana dari segi fisik pasar sudah berjalan hampir 100 persen selesai.

“Saat ini pasar Barukoto sudah 90 persen selesai pembangunannya, pedagang pasar Subuh yang berjualan di sini hantinya, tidak hanya subuh hingga pagi hari saja bisa berjualan, namun dapat dilakukan 24 jam. Sementara, untuk kapasitas daya tampung pasar, saya rasa 500 pedagang pasar lebih dapat tertampung,” ungkap kepala UPTD Pasar Barukoto Edwin Agus Sukarta. (009/rls/adv)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: