Frustasi, Nekat Gantung Diri

Frustasi, Nekat Gantung Diri

BENGKULU, BE - Site Marto (32), seorang pemuda pengangguran yang berasal dari Desa Pagar Gading, Pino Raya, Bengkulu Selatan, nekat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri. Tindakan nekat itu dilakukannya di rumah neneknya di Jalan Citandui Rt 06, Kelurahan Kandang, Kampung Melayu, Kota Bengkulu Minggu (28/04) dinihari. Menurut Suparmi (42), tetangga korban, pertama kali dia melihat korban sudah tergantung sekitar pukul 06.00 WIB Minggu di kasau rumah. \"Pagi-pagi tadi saya tadi keluar dari rumah mau ngambil air untuk cuci piring, tiba-tiba saya lihat ada orang yang gantung diri. Terus saya kaget dan teriak minta tolong, ada yang gantung diri, \" paparnya. Suparmi kemudian memberitahu suaminya dan warga lainnya juga saudaranya yang berdampingan dengan rumah korban. Wargapun berdatangan dan membantu menurunkan Site  dengan kondisi terkujur kaku tergantung di tali yang disanggah melalui kasau rumah korban. Sementara Alfian Iskandar (45), juga tetangga korban, mengatakan, sebelumnya Sabtu malam sekitar pukul 20.00 WIB, korban sempat ingin bunuh diri dengan cara ingin menabrakan diri ke mobil yang saat melintas, tapi usaha korban gagal. \"Memang sebelum ditemukan tergantung korban sudah kelihatan stres. Karena tadi malam (27/04), saat mobil lewat dia (korban) nyeberang begitu saja di jalan. Terus saya tanya, kenapa kau nyeberang sembarangan saja, ia mengatakan ada yang ngajak saya nyeberang tadi. Padahal tidak ada siapa-siapa, saya bilang orang ini sudah tidak benar lagi,\" ungkap Alfian. Dari keterangan nenek korban , Tarusma (80), ia tidak tahu pasti penyebab cucunya bunuh diri. Namun dia menduga frustrasi karena tidak dapat kerja. Sejak tiga  bulan lalu korban tinggal bersama Tarsuma di rumah bedengan milik Hidayatullah, sedangkan orang tua dan saudara korban berada di Desa Pagar Gading, Bengkulu Selatan. \"Saya tidak tahu kalu cucu saya itu mau bunuh diri, orang nya pendiam, jarang ngobrol. Setahu saya mungkin karena pekerjaan yang belum dapat-dapat, karena sudah tiga bulan dia tinggal disini belum juga dapat kerja,\" ujar Tarusma saat di temui BE di lokasi. Hal yang sama di ungkapkan  Ketua Rt 06 Erna Wati. Dia tahu korban datang ke Kota Bengkulu sekitar tiga bulan lalu karena mencari kerja. \"Ia memang sudah lama ingin kerja. Kemarin sudah masukin dua lamaran ke pom bensin (SPBU, red), tapi belum juga ada panggilan,\" \" ujar Erna. Sementara itu, Kapolsek Kampung Melayu AKP Totok Handoyo mengatakan, korban bunuh diri diduga karena masalah beban ekonomi. \"Berdasarkan keterangan sejumlah warga setempat, korban nekat mengakhiri hidupnya dengan gantung diri karena frustasi, \" ungkapnya. Di sisi lain, kemarin jasad korban langsung dibawa ke kampung halamannya di Pino Raya sehingga tidak dilakukan otopsi. \"Korban sendri tidak dilakukan otopsi, kerena dari pihak kelurga tadi minta korban langsung diantar ke kampung halaman,\" demikian Totok. Kepala Desa Pagar Gading,  Pino Raya, Sipran ketika dikonfirmasi membenarkan adanya warga desanya tewas tergantung di Kota Bengkulu. Dikatakannya jika almarhum ditemukan sudah tergantung kaku di teras rumah keluarganya di Kota Bengkulu kemarin pagi sekitar pukul 06.00 Wib. Dijelaskan Kades, sekitar tiga bulan lalu korban pergi Ke Kota Bengkulu untuk mencari pekerjaan. Kemudian almarhum sudah mengantarkan surat lamaran ke salah satu perusahaan di Kota Bengkulu, namun saja setelah lama surat lamaran itu dimasukan, almarhum belum juga mendapat surat panggilan. Diduga tidak sabar menunggu, akhirnya almarhum nekat mengakhiri hidupnya dengan gantung diri. ”Sepertinya almarhum itu putus asa karena tidak mendapat pekerjaan, padahal selama di desa almarhum orangnya tidak banyak ulah,” terangnya(cw5/369).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: