Harga Komoditas di Pasar Global Turun, Antam Tetap Untung
JAKARTA - PT Aneka Tambang (Persero) Tbk menunjukkan tren positif di tahun 2012. Sebagai salah satu perusahaan Badan Usaha Milik Negera (BUMN), Aneka Tambang (Antam) membukukan laba bersih Rp 2,99 triliun. Pendapatan perusahaan pelat merah ini cukup fantastis. Sebab, di tengah penurunan harga komoditas pertambangan di pasar internasional, Antam tetap memberikan kontribusi pendapatan kepada negara. Kuartal I tahun 2012, harga saham pertambangan terus tertekan seiring dengan terjadinya krisis di negara-negara Eropa. Tekanan ini terus berlanjut hingga di penghujung tahun 2012. Seperti yang terjadi pada harga saham sejumlah emiten pertambangan baik produsen logam maupun batu bara mengalami tekanan jual dalam tiga pekan terakhir di kuartal I. Beberapa saham itu di antaranya, PT Vale Indonesia Tbk (INCO) turun 22,13 persen, PT Adaro Energy Tbk (ADRO) turun 8,84 persen, PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) turun 16,46 persen, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) turun 42 persen, PT Bukit Asam (Persero) Tbk (PTBA) turun 9,17 persen. Saham Antam juga sempat turun 15,61 persen. Namun, terjadinya peningkatan produksi volume emas yang merupakan produk andalanya, Antam justru mampu mencatatkan keuntungan yang lebih besar dibanding tahun 2011. ’’Ini naik 55 persen dibanding laba tahun sebelumnya sebesar Rp 1,92 triliun,’’ ujar Sekretaris Perusahaan Antam Tedy Badrujaman. Tedy menjelaskan terjadikan kenaikan produksi volume emas ini didukung peningkatan produksi tambang emas Cibaliung yang baru beroperasi pada 2010 sebesar 69 persen. Sehingga pada 2012 segmen usaha emas dan pemurnian mampu memberikan kontribusi 38 persen terhadap nilai penjualan Antam. Dari sisi pendapatan, Tedy mengatakan Antam meraup kenaikan menjadi Rp 10,45 triliun dari sepanjang 2011 yang Rp 10,35 triliun. Sementara beban pokok penjualan naik 15 persen menjadi Rp 8,43 triliun dibanding tahun sebelumnya Rp 7,32 triliun. (dri/awa/jpnn)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: