Hukum Kurban Berdasarkan 4 Mazhab, Berikut Penjelasan Ustaz Adi Hidayat

BENGKULUEKSPRESS.COM- Menjelang perayaan Idul Adha, banyak umat Islam yang bertanya-tanya tentang hukum berkurban, apakah hukumnya wajib atau hanya sunnah.

Dalam ceramah terbarunya, Ustaz Adi Hidayat menjelaskan secara mendalam pandangan dari empat mazhab utama terkait hukum ibadah kurban, lengkap dengan dalil-dalil Al-Qur’an dan hadis yang kuat.

Menurut Ustaz Adi Hidayat, pemahaman mengenai perintah kurban perlu dilihat dari jenis kalimat perintah yang digunakan dalam Al-Qur’an.

BACA JUGA:Amalan-amalan Sunnah saat Hari Raya Idul Adha, Simak Penjelasan Ustaz Adi Hidayat Berikut Ini

BACA JUGA:Idul Adha Jatuh pada Hari Jumat, Apakah Sholat Jumat Masih Wajib? Ini Kata Ustaz Adi Hidayat

Ustaz Adi Hidayat mencontohkan ayat dari surat Al-Kautsar ayat 2, "Fashalli li rabbika wanhar," serta ayat dari surat Al-Hajj ayat 34.

Ustaz Adi Hidayat menjelaskan bahwa kalimat perintah tersebut bisa memiliki makna hukum yang berbeda—ada yang mubah (boleh), sunnah, bahkan wajib tergantung pada konteksnya.

"Kalau perintahnya sebatas pilihan, seperti makan dan minum, maka sifatnya mubah. Tapi jika ada penekanan tertentu, apalagi dengan dalil tambahan dari hadis, maka bisa naik menjadi sunnah atau bahkan wajib," kata Ustaz Adi Hidayat.

1. Mazhab Hanafi

Ustaz Adi Hidayat menjelaskan bahwa dalam pandangan mazhab Hanafi, berkurban dianggap sebagai kewajiban bagi setiap orang yang memiliki kemampuan finansial.

Ustaz Adi Hidayat menegaskan bahwa jika seseorang mampu berkurban namun sengaja meninggalkannya, maka orang tersebut dianggap berdosa.

Pandangan ini merujuk pada hadis Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, yang berbunyi:

BACA JUGA:Ingin Puasa Arafah di Bulan Dzulhijjah, Ustaz Adi Hidayat Bagikan Caranya

BACA JUGA:Jelang Idul Adha, Bolehkah Hanya Puasa Arafah Saja? Ini Jawaban Tegas Ustaz Adi Hidayat

Sumber: