Krisis Solar Meresahkan

Krisis Solar Meresahkan

BENGKULU, BE - Antrean BBM jenis solar  makin memanjang. Sejumlah kendaraan yang mengangkut hasil pertambangan batu bara dan  crude palm oil (CPO), dan karet kesulitan mendapatkan solar subsidi.  Padahal, sekitar  4.000 unit truk pertambangan dan perkebunan yang tersebar di enam dari sepuluh kabupaten/kota, masih menggunakan solar bersubsidi.  Kendaraan truk angkutan batu bara yang beroperasi sebanyak 3.000 unit, sedangkan truk sawit sebanyak 1.000 unit.

Terkait antrean ini, Ketua Gabungan Pengusaha Angkutan Batu Bara (Gapabara) Yurman Hamedi mengatakan, Pemprov tidak komitmen dengan kesepakatan yang telah dibuat pada rapat 6 April lalu di Gedung Daerah.  Rapat tersebut dihadiri Gubernur, Sekprov serta asisten dan Kepala Dinas terkait saat itu Pemda Provinsi berjanji akan meminta Pertamina selaku regulator BBM untuk tidak menghentikan pembatasan BBM solar bersubsidi di SPBU sehingga antrean panjang truk tidak lagi terjadi.  \"Kenyataannya, sudah seminggu terakhir antrean panjang pembelian solar bersubsidi kembali terjadi di semua SPBU,\" katanya.

Dia mengatakan, dirugikan akibat  sulitnya bekerja serta harus mengantre BBM selama puluhan jam.  Jika Pemprov  terus membiarkan kondisi ini, Gapabara akan kembali merancang aksi demonstrasi besar besaran ke kantor gubernur.  Saat ini para sopir truk sudah mulai resah, karena khawatir antrean panjang hingga berbulan bulan akan kembali terjadi.

Sekprov Drs Asnawi A Lamat MSI mengatakan akan melakukan rapat koordinasi lagi terkait dengan kelangkaan solar tersebut.  Dia mengatakan akan mengundang kembali pengusaha angkutan untuk membahas solusi yang akan ditempuh. \"Kita akan segera menyelesaikannya,\" katanya.

Sebelumnya, Pemprov telah mengakomodir aspirasi dari pengusaha angkutan batu bara dan perkebunan untuk kembali menggunakan BBM jenis solar untuk menghindari terjadinya kemacetan di SPBU-SPBU yang ada. \"Untuk menghindari kemacetan, Pemprov meminta pihak Pertamina untuk segera melayani pembelian solar bersubsidi di setiap SPBU. Jika kuotanya kurang maka akan diusulkan kembali ke Pertamina,\" katanya. (100)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: