Ekspor Bengkulu 2024 Masih Didominasi Komoditas Batubara

BENGKULU EKSPRES.COM - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bengkulu menyebutkan, nilai ekspor Provinsi Bengkulu pada November 2024 mencapai US$ 22,63 juta, mengalami kenaikan signifikan sebesar 10,80 persen dibandingkan Oktober 2024 mencapai US$ 20,42 juta.

Angka ini naik hingga 96,56 persen dibandingkan November 2023 sebesar US$ 11,51 juta. 

Kepala BPS Provinsi Bengkulu, Win Rizal, mengungkapkan bahwa pertumbuhan ekspor ini didorong oleh peningkatan ekspor komoditas utama seperti batubara dan karet.  

Ia merincikan, Batubara mendominasi ekspor Bengkulu dengan nilai US$ 21,62 juta atau 95,54 persendari total ekspor. 

Kemudian disusul komoditas lainnya seperti Karet US$ 0,97 juta atau 4,29 persen, Lintah US$ 2,30 ribu atau 0,01 persen dan komoditas lainnya US$ 0,03 juta atau 0,16 persen. 

"Kenaikan ekspor didorong oleh peningkatan pengiriman batubara sebesar 8,77 persen dan karet sebesar 83,35 persen. Sedangkan ekspor lintah mengalami peningkatan hingga 1,05 persen dan tidak ada ekspor cangkang sawit selama November 2024," ujar Win Rizal

BACA JUGA:Dinas Dukcapil Kota Bengkulu Prioritaskan Keperluan Adminduk P3K dan CPNS

BACA JUGA:Kasus HIV/AIDS di Mukomuko Bertambah, Dinkes Perkuat Pencegahan dan Edukasi

Lebih lanjut, meski Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu mengalami pendangkalan, tetapi ekspor masih bisa dilakukan.

Sebagian besar ekspor Bengkulu dilakukan melalui Pelabuhan Pulau Baai dengan nilai US$ 18,10 juta atau 79,96 persen

"Selain Pulau Baai kita juga gunakan pelabuhan lain seperti Pelabuhan Boom Baru, Sumatera Selatan sebesar US$ 0,97 juta atau 4,29 persen. Bandara Soekarno Hatta sebesar US$ 0,04 juta atau 0,16 persen dan Ngurah Rai sebesar US$ 0,001 ribu atau ~0,00 persen," tambah Win  

Namun, jika dibandingkan dengan Oktober 2024, ekspor melalui Pelabuhan Pulau Baai menurun 8,95 persen, sementara ekspor dari Pelabuhan Boom Baru meningkat 83,35 persen, dan dari Soekarno Hatta naik 136,89 persen.  

Sebagian besar ekspor Bengkulu pada November 2024 menuju negara non-ASEAN dengan nilai US$ 15,37 juta atau 67,91 persen. 

Adapun rincian negara utama tujuan ekspor adalah, India, Bangladesh, Kamboja, Vietnam, Pakistan, Amerika Serikat, dan Tiongkok.  

Sumber: