36 Siswa Tak Ikut UN

36 Siswa Tak Ikut UN

 

\"SiswaKOTA BINTUHAN, BE- Pelaksanaan Ujian Nasional (UN) di Kabupaten Kaur terdapat 36 siswa yang tidak mengikuti UN. Siswa yang tidak ikut berasal dari SMA/SMK/MA reguler, dan Paket C. Padahal sebelumnya data siswa yang tidak ikut UN sudah masuk dalam Daftar Nominsasi Tetap (DNT), baik jalur reguler dan paket C. Ketidak hadiran siswa tersebut, akibat nikah dini dan ada yang mengalami kecelakaan sehingga tidak bisa mengukuti Ujian.

\"Dari 36 siswa yang tidak ikut ujian kemarin terinci untuk 13 siswa berasal dari SMA/SMK/MA, sedangkan 23 siswa berasal dari Paket C. Kemudian dari 36 siswa rata-rata akibat nikah dini kemudian. Sebagian lagi karena musibah sehingga siswa tidak bisa ikut UN,\" ujar Kadispenbud Kaur M Daud Abdullah SPd didampingi Tim koordinator Pengawas UN wilayah Kaur Prof.Dr Kamalludin SE MM, kemarin.

Dikataknya, totalnya jumlah peserta UN sebanyak 1.390 siswa, terinci untuk SMA/SMA/SMK sebanyak 1.267 siswa. Kemudian ditambah 123 siswa paket C. Semua siswa tersebut tersebar 16 sekolah SMA/MA/SMK baik yang tahun lalu tidak lulus, mendaftarkan diri paket C. Dari 16 sekolah tersebut 13 sekolah sebagai penyelenggara UN dengan 168 pengawas dan 84 ruangan.

\"Mereka yang tidak mengikuti ujian yakni menyebar disemua SMA dan SMK, bahkan paling banyak SMAN 2 sebanyak 3 orang dan SMAN 4 sebanyak 3 orang, rata-rata nikah, kemudian ditambah peserta paket C sebanyak 23 orang, sehingga total hari pertama tidak ikut UN sebanyak 36 peserta,\" jelasnya.

Disisi lain, saat ujian kemarin banyak siswa mengeluhkan tentang Lembar Jawaban Kerja (LJK) mengingat kode sekolah dalam LJK tahun ini jauh lebih sulit dibanding tahun lalu. Jika LJK tahun lalu siswa hanya mengisi nomor dan nama siswa. Sedangkan jurusan sudah ditulis dalam LJK tersebut. Namun tahun ini dalam LJK tersebut justru ada nama jurusan yang harus ditulis oleh siswa, makanya kemarin hari pertama UN persoalan LJK ini langsung disosialisasikan oleh tima pengawas.

\"Kita memang melihat dalam LJK itu adanya nama SMPK disana memang adanya kode yang harus diisi oleh siswa, namun kemarin sudah kita memberitahukan kepada pengawas, hal ini tidak menjadi persoalan,\" ujar ketua tim pengawas UN Prof Dr Kamalludin SE MM.

Sementara itu, Kamaludin memaparkan Untuk mengantisipasi naskah soal UN atau Lembar Jawaban UN yang rusak atau cacat, pihaknya sudah menyediakan satu soal cadangan untuk masing-masing kelas di tiap sekolah.  Namun kemarin belum ada ditemukan soal rusak, kurang dan berlebih semuanya sudah sesuai dengan jumlah siswa, kecuali ada siswa tidak masuk. \"Pokoknya cadangan soal ini harus ada di tiap sekolah. Namun untuk jumlah memang sengaja tidak dicetak banyak dengan jumlah tertentu karena sifatnya menyesuaikan dengan jumlah siswa,\" jelasnya.

Walaupun nantinya adanya kerusakan cukup parah baik soal dan cadangan soal, maka pengawas diperbolehkan untuk menggandakan naskah soal dan LJUN untuk kemudian digunakan siswa. Untuk masalah barcode yang ada di paket soal.

\"Jadi kalau sangat terpaksa bisa difotokopi. Nanti ada pengecualian dan laporan karena kan berhubungan dengan barcode, namun kemarin sudah diantispasi oleh cadangan kemungkinan kecil untuk memptocopy,\" jelasnya.

Namun demikian  bahwa percetakan telah berbuat sebaik mungkin agar UN ini berjalan lancar dengan naskah soal dan LJUN yang layak pakai. \"Semoga tetap lancar dan cadangan soal tidak perlu digunakan karena itu hanya untuk berjaga saja, hal ini sudah nampak hari pertaman kemarin, semuanya lancar dan sukses tanpa ada keluhan apapun,\" ujar Profesor.(823)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: