Menkes Budi Tinjau RSMY Bengkulu: Alkes Canggih, Fasilitas Gedung Masih Kurang
Menteri Kesehatan RI, Budi Sadikin saat kunjungi RSUD M Yunus Bengkulu -foto: istimewa -
BENGKULUEKSPRESS.COM - Rumah Sakit M Yunus (RSMY) Bengkulu menjadi salah satu tujuan yang dikunjungi oleh Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin saat ke Provinsi Bengkulu.
Kehadiran Menkes Budi ini, untuk memastikan pelayanan kesehatan di RSUD M Yunus Bengkulu berjalan maksimal.
Terlebih, kedatangannya ini membawa mandat dari Presiden RI Prabowo Subianto terkait tiga program percepatan kesehatan. Diantaranya skrining kesehatan, pembangunan RS lengkap berkualitas, serta penanganan tuberkulosis (TBC).
Menkes Budi Gunadi Sadikin mengatakan, dari sisi alat kesehatan, kondisi RSMY sudah cukup memadai. Bahkan sebelumnya, RSUD M Yunus Bengkulu mendapatkan bantuan alat kesehatan senilai Rp 200 miliar.
BACA JUGA:RSUD M Yunus Jadi Rujukan Gagal Ginjal Akut Balita, Biaya Gratis
Akan tetapi, Menkes Budi menilai bahwa untuk fasilitas gedung dilihat dari sisi penanganan khusus, RSUD M Yunus masih kekurangan.
"Saya datang kesini lihat alat-alat mahal RS. Alatnya sudah terpasang, tapi gedungnya belum siap. Tidak mungkin Kemenkes tanggung semuanya," kata Budi, usai mendatangi RSMY Bengkulu, Jumat sore, (15/11/2024)
Menkes Budi menambahkan, alat kesehatan yang diberikan Kemenkes itu lebih mahal dibanding membangun gedung. Sebab, alkes yang telah diberikan itu dari harga Rp 40 miliar sampai Rp 200 miliar.
Kemenkes pun tidak bisa membantu untuk pembangunan fasilitas Gedung di RSMY Bengkulu. Oleh karena itu pembangunan gedung, bisa diserahkan kepada pemerintah daerah.
"Total Alkes yang kita bagikan ke provinsi itu, diatas Rp 200 miliar," ujar Budi.
Dari sisi kesiapan RSMY, Budi menyampaikan bahwa RSUD M Yunus sudah cukup memadai dari sisi infrastruktur. Tinggal lagi merapikan kelemahan-kelemahan lainnya. Karena dari sisi dokternya, juga sudah siap.
Sementara itu, Direktur RSMY Bengkulu dr Ari Mukti Wibowo mengungkapkan, Kemenkes telah memberikan bantuan untuk penunjang alat medis, sejak tanggal 2023 hingga 2024. Seperti bunker radioterapi, perinatologi, pediatric intensive care unit (PICU). Termasuk layanan kateterisasi jantung (Cath Lab).
Sedangkan untuk SDM, menurut Ari, di RSMY sudah cukup memadai. Bahkan RSMY juga telah memiliki Instalasi Jantung Terpadu (PJT). Di Indonesia, hanya 16 RS yang dibantu oleh Kemenkes, termasuk RSMY.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: