Anak TK Tewas Tenggelam di Suban Air Panas Curup

Anak TK Tewas Tenggelam di Suban Air Panas Curup

Anggota Polres Rejang Lebong sedang melakukan olah TKP dan pemasangan police line-(istimewa)-

BENGKULUEKSPRESS.COM - Diduga karena lepas dari pengawasan orang tua dan guru. Seorang siswa Taman Kanak-kanak (TK) tewas tenggelam di kawasan wisata pemandian Suban Air Panas Curup Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu.

Korban diketahui berinisial Di (5) warga Desa Cinto Mandi Kecamatan Bermani Ilir Kabupaten Kepahiang, Bengkulu. Korban tenggelam saat mengikut kegiatan darmawisata bersama rekan-rekan dan guru serta parang orang tua siswa.

Korban tenggelam sekitar pukul 14.00 WIB di salah satu kolam yang ada di objek wisata Suban Lesung Gua Batu yang berada di komplek wisata Pemandian Suban Air Panas.

Berdasarkan informasi yang didapat korban bersama rekan-rekannya berangkat dari sekolah sekitar pukul 11.30 WIB menuju objek wisata pemandian Suban Air Panas yang ada di kota Curup.

BACA JUGA:Penjaga Stand Pasar Malam di Rejang Lebong Ditemukan Meninggal Dunia

BACA JUGA:Sekda Rejang Lebong Sambut Tim Visitasi Kemenparekraf di Desa IV Suku Menanti

Setibanya di objek wisata pemandian Suban Air Panas, korban dan rombongan langsung mandi, namun saat teman-teman korban dan rombongan lainnya selesai mandi kemudian bilas, salah satu pengunjuk objek wisata tersebut melihat korban dengan posisi telungkup di dasar kolam.

Melihat hal tersebut kemudian oleh beberapa orang korban langsung diangkat dan dibawa ke salah satu rumah sakit di Kecamatan Selupu Rejang. Setelah dilakukan pemeriksaan oleh dokter korban dinyatakan meninggal dunia kemudian langsung dibawa ke rumah duka di Kabupaten Kepahiang.

"Korban ditemukan tenggelam di dasar kolam dengan kedalaman sekitar 142 CM," terang Kasi Humas Polres Rejang Lebong, AKP Sinar Simanjuntak.

BACA JUGA:PDI Perjuangan Usung Fikri - Hendri di Pilkada Rejang Lebong 2024

BACA JUGA:Kantongi Rekom NasDem untuk Pilkada Rejang Lebong, Hendra-Herizal Siap Berlayar

Menurut Kasi Humas, peristiwa naas yang dialami korban diduga karena adanya kelalaian dan tidak adanya pengawasan dari guru pendamping dan orang tua korban.(Ary)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: