Media Dibenci dan Dirindu
BENGKULU, BE - Peran media massa baik cetak maupun elektronik mendapat tanggapan beragam dari masyarakat. Menurut pemerhati penyiaran Bengkulu Dwi Aji Budiman, media saat ini kadang dibenci namun kadang dirindu. Hal ini disampaikannya saat diskusi publik yang dilaksanakan Himpunan Mahasiswa Ilmu Komunikasi (Himaksi) Unived.
\"Saat beritanya memojokkan maka ia akan dibenci, namun jika beritanya menyanjung maka ia akan dirindu,\" terang Aji. Namun menurutnya semua itu memang sudah menjadi resiko media, karena kejadian seperti itu memang terjadi dimana-mana. Dalam kesempatan tersebut ia juga menyampaikan hasil penelitiannya, bahwa saat ini ada tiga kategori berita atau siaran televisi yang paling digemari masyarakat yaitu gosip, kriminal atau seksual dan yang terakhir adalah yang bersifat mistik ataupun horor. \"Ketiga kategori tersebut saat ini masih menjadi berita favorit masyarakat,\" ujar dosen yang pernah menjadi wartawan ini.
Sementara itu Ketua Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Bengkulu, Fazri Ansori mengatakan, beberapa waktu terakhir ini KPID telah menegur 6 lembaga penyiaran, dan salah satu yang ditegur KPID adalah testimoni iklan pengobatan tradisional. Menurut KPID tetimoni tersebut adalah rekayasa.
\"Berdasarkan hasil investigasi KPID, orang yang melakukan testimoni tersebut disiapkan terlebih dahulu dan bukan orang yang sakit,\" terang Fazri.
Sementara itu terkait sudah banyaknya televisi nasional yang masuk ke Bengkulu, namun jarang mengangkat kearifan Bengkulu, maka kedepannya KPID Bengkulu akan meminta kepada seluruh untuk mengalokasikan 10 persen dari siaran mereka mengangkat konten lokal.
\"Dengan diangkatnya kearifan lokal ini maka kita bisa membentuk karakter masyarakat Bengkulu,\" tambah Fazri.
Menurut Fazri maju dan berkembangnya Bali, salah satu penyebabnya adalah kearifan lokal mereka yang selalu mereka tonjolkan termasuk melalui media massa.(251)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: