Pedagang Terpecah

Pedagang Terpecah

\"RIO-PENERTIBANBENGKULU, BE - Secara mengejutkan, para pedagang kaki lima (PKL) yang membuka lapaknya di Pasar Subuh, terpecah menjadi dua kubu. Mereka yang berada di bawah kepemimpinan Firmansyah dan sebagian kecil lainnya berada di bawah kepemimpinan Wanto Junaidi. Meski terjadi dualisme kepemimpinan, tapi mereka sama-sama mengkehendaki Pasar Subuh dalam keadaan tertib dan bersih.

Senin (1/4) sekitar pukul 12.00 WIB, Ketua Pasar Subuh yang berada di bawah kepemimpinan Wanto Junaidi bersama 2 pengurus lainnya dan 6 orang pedagang, mendatangi DPRD Kota Bengkulu.

Mereka didampingi Sekretaris Koalisi Perempuan Indonesia (KPI) Provinsi Bengkulu, Tetty Lumongga. Kehadiran mereka itu bertujuan agar DPRD Kota dapat bertindak sebagai mediator antara mereka dengan Pemda Kota. Mereka membawa dua aspirasi yang sama dengan kepengurusan lainnya.

Pertama, pedagang Pasar Subuh siap untuk menertibkan dan membersihkan dagangan mereka sesuai dengan waktu yang disepakati antara pedagang dengan Pemda Kota. Kedua, pedagang Pasar Subuh berkomitmen dengan Pemda Kota untuk menjaga kebersihan dan keindahan pasar dengan konsekwensi akan pindah apabila tidak mengikuti aturan yang disepakati.

\"Tadi pagi (kemarin, red) kami sudah mengadakan bersih-bersih dengan membakar sampah sisa berjualan para pedagang. Ini komitmen kami untuk ikut aturan Pemda Kota. Kami tidak mau pindah. Makanya kami berharap DPRD dapat memediasi kami dengan Pemda Kota,\" kata Sekretaris Pedagang Pasar Subuh, Edi Hendra.

Menjawab aspirasi pedagang ini, Ketua Komisi III DPRD Kota, Suimi Fales SH MH menyampaikan, para pedagang harus mengerti itikad baik Pemda Kota yang menggalakkan gerakan Bengkuluku Bersih. \"Meski sudah dicabut, dulu Pasar Subuh ini pernah kami legalkan dengan adanya Perwal yang mengatur agar para pedagang dapat berjualan dengan tenang. Tapi hanya sampai jam 8 pagi.

Cobalah kita meninjau pasar-pasar yang ada di kota-kota lain yang hampir semuanya mempunyai Pasar Subuh. Mereka itu komit berjualan hanya sampai jam 7 pagi. Pada jam 7 itu, mereka seperti disulap menghilang. Nah, saya sebenarnya berharap Pasar Subuh kita bisa seperti itu,\" sampainya.

Senada, anggota Komisi III DPRD Kota, Sofyan Hardi mengungkapkan, Pasar Subuh tidak seharusnya menjadi pasar pagi. Dijelaskannya, apabila kita konsekwen dengan kata subuh, maka waktu yang tepat mengakhiri dagangan adalah pukul 07.00 WIB. \"Kalau sudah lewat dari jam segitu, nanti namanya pasar pagi,\" paparnya.

Ditambahkan Sofyan, para pedagang tidak seharusnya khwatir dengan upaya relokasi. Sebab, ia mengaku pernah berkoordinasi dengan Pemda Kota bahwa relokasi yang akan dilakukan pihak Pemda tidak untuk mematikan usaha para pedagang.

\"Saya sendiri yang mendengar bahwa infrastruktur disana akan disiapkan terlebih dahulu sebelum teman-teman pedagang dibawa pindah. Jadi jangan khawatir akan sepi,\" tukasnya.

Namun anggota Komisi III yang dihadiri oleh Suimi Fales SH MH, Sofyan Hardi dan Awaludin itu sama-sama bersepakat akan menindaklanjuti aspirasi para pedagang dengan memanggil pihak-pihak yang terkait dengan permasalahan ini. \"Sebagai wakil kalian disini, kami akan melanjutkan aspirasi ini,\" beber Suimi.

Dikonfirmasi, Ketua Pedagang Pasar Subuh lainnya, Firmansyah, berpandangan, kepengurusan Wanto Junaidi bukan aspirasi para pedagang Pasar Subuh. \"Dia tidak mempunyai lapak di Pasar Subuh dan membentuk kepengurusan hanya dengan sekitar 10 orang,\" jelasnya.

Namun Firman mengapresiasi langkah bersih-bersih yang dilakukan Wanto Junaidi dan beberapa pedagang lainnya, kemarin. Ia menilai, apa yang mereka lakukan merupakan langkah yang tepat.

\"Kami sendiri, pedagang yang mempunyai lapak sebenarnya, tidak perlu secara sensasional melakukan aksi bakar-bakar itu. Tapi kami melakukan perbuatan nyata dengan membersihkan dagangan tepat pada waktunya,\" bebernya.

Dari pantauan BE, kondisi Pasar Subuh memang terlihat semakin kondusif. Tidak lagi banyak sampah terlihat menumpuk. Pada pagi hari, sekitar pukul 07.30 WIB, para pedagang sudah merapikan dagangannya. (009)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: