Bisnis Menggiuaran dari Usaha Budidaya Maggot! Si Agen Pengurai Sampah Organik

Bisnis Menggiuaran dari Usaha Budidaya Maggot! Si Agen Pengurai Sampah Organik

Budidaya maggot terbukti tidak hanya menguntungkan dari segi ekonomi saja, tetapi dari juga dari segi lingkungan--

BENGKULUEKSPRESS.COM - Larva atau belatung sering kali dianggap sebagai makhluk pengganggu yang menjijikkan dan menggelikan. Anggapan tersebut tidaklah salah jika mengingat Larva atau belatung sering ditemukan di bahan-bahan makanan yang telah busuk. Namun, lain halnya dengan Larva dari lalat hitam yang dikenal dengan sebutan maggot.

BACA JUGA:5 Cara Jitu Menambah Tinggi Badan Anak yang Alami

Maggot (Hermetia illucens) adalah jenis larva dari lalat black soldier fly (BSF) yang berasal dari Amerika dan kemudian tersebar ke wilayah subtropis dan tropis di dunia. Lalat BSF banyak ditemukan pada limbah kelapa sawit. Larva Hermetia illucens memiliki kandungan nutrisi protein yang mencapai 45-50% dan lemak yang mencapai 24-30%, sehingga dapat dijadikan sumber pakan bernutrisi tinggi. Hermetia illucens dalam siklus hidupnya tidak hinggap dalam makanan yang langsung dikonsumsi manusia.

BACA JUGA:Kaya Raya Mendadak! Ratu Rezeki Nempel dengan 5 Weton Ini Menurut Primbon Jawa

Lalat BSF bukan merupakan lalat pembawa penyakit, sehingga tidak menyebarkan penyakit seperti lalat hijau. Menariknya lagi, lalat ini mampu mengurangi populasi lalat hijau dengan cara mengeluarkan sinyal kimia di lingkungan sekitarnya untuk mencegah lalat rumah bertelur di daerah tersebut.

Umumnya, maggot dikenal sebagai organisme pembusuk karena kebiasaannya mengkonsumsi bahan-bahan organik. Maggot mengunyah makanan dengan mulutnya yang berbentuk seperti pengait (hook). Maggot dapat tumbuh pada bahan organik yang membusuk di wilayah temperate dan tropis. Maggot yang telah berubah menjadi lalat tidak akan makan, tetapi hanya membutuhkan air untuk minum karena nutrisi hanya diperlukan untuk reproduksi selama fase larva saja.

BACA JUGA:Ampuh Merontokkan Lemak Perut, dr Zaidul Akbar Bagikan Ramuan dengan Bahan Mudah dan Murah

Maggot BSF mempunyai kemampuan bertahan hidup dalam lingkungan yang ekstrim, seperti dapat hidup dalam toleransi pH yang cukup tinggi serta dalam media yang banyak mengandung garam, alkohol, asam dan amonia. Mereka hidup di suasana yang hangat, dan jika udara lingkungan sekitar sangat dingin atau kekurangan makanan maka maggot akan vakum atau tidak aktif sementara waktu sampai cuaca menjadi hangat kembali atau makanan sudah kembali tersedia. Mereka juga dapat hidup di air.

Karakteristik dari maggot ini yaitu mereduksi sampah organik, tidak membawa gen penyakit, mempunyai kandungan protein yang cukup tinggi (40-50%), masa hidup sebagai larva cukup lama (± 4 minggu), dan mudah dibudidayakan.

BACA JUGA:Jangan Anggap Remeh, Inilah Manfaat Pepaya untuk Kesehatan Anak

Peluang Usaha Budidaya
Saat ini, maggot menjelma menjadi suatu organisme yang tadinya tidak bernilai menjadi memiliki nilai ekonomis tinggi. Seiring dengan tingginya kesadaran masyarakat akan pengelolaan sampah, maggot hadir sebagai solusi dari pengelolaan sampah itu sendiri. Selain itu, maggot juga banyak dijadikan sebagai alternatif pakan ternak (ikan dan unggas) karena memiliki protein yang tinggi.

Manfaat yang bisa diambil dari maggot BSF ini yaitu mendukung environmental sustainability. 60-70% sampah di Indonesia didominasi oleh sampah organik, dimana sampah-sampah ini kebanyakan berasal dari rumah tangga. Apabila kita membudidayakan maggot, maka kita bisa mendegradasi sampah-sampah organik dari rumah tangga yang ada di sekitar kita. Berikut ini dua manfaat utama yang diperoleh ketika membudidayakan maggot.

BACA JUGA:Agar Tidak Merusak Wajah, Kenali Kandungan Skincare!

1. Agen Pengurai Sampah Organik
Sampah menjadi permasalahan yang akan selalu menghantui lingkungan semesta ini. Salah satu upaya pengurangan sampah organik dapat dilakukan dengan memanfaatkan makhluk pengurai diantaranya adalah memanfaatkan maggot.

Menurut Badan Litbang Pertanian (Balitbangtan), maggot BSF ini mampu mengurangi sampah organik seperti sisa makanan hingga 56% menjadi massa tubuhnya dengan cara meletakkan telur atau meletakkan maggotnya. 15-20 kg sampah organik membutuhkan setidaknya 1 kg maggot untuk dapat diuraikan dalam kurun waktu 1 jam. Sampah organik yang tidak terurai tetap dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik. Pupuk organik ini kemudian dapat dijadikan sebagai sumber penghasilan.

Pada tahap pertumbuhan larva, mereka akan memakan sampah organik di sekitar mereka dan menyimpan cadangan lemak serta protein yang akan digunakan untuk berpupa menjadi lalat. Kemampuan maggot mengurai sampah organik dalam waktu 14-20 hari sangat berpotensi bagi pengembangan ekonomi berbasis laut atau ekonomi biru.

BACA JUGA:Ini Dia 5 Ciri Weton yang Bisa Jadi Tumbal Pesugihan

2. Sumber Protein bagi Ikan dan Unggas
Maggot jenis ini merupakan salah satu alternatif pakan yang memenuhi persyaratan sebagai sumber protein. Maggot dari BSF ini dapat dijadikan pilihan untuk penyediaan pakan karena mudah berkembangbiak, dan memiliki protein tinggi. Maggot dapat dijadikan pilihan utama pakan ikan dan unggas pengganti pelet ataupun cacing. Biasanya, maggot ini dijual dalam bentuk kering ataupun basah.

Permasalahan yang timbul perihal pakan ternak saat ini seringnya terjadi peningkatan harga pelet yang membuat peternak harus memutar otak bagaimana mendapatkan alternatif pakan ternaknya. Rata-rata biaya pakan memakan 70-80% dari total biaya ternak. Pelet juga tidak 100% berasal dari bahan organik, sehingga bisa dikatakan tidak ramah lingkungan dan tidak menyehatkan bagi ternak. Perlu diketahui bahwa pelet hanya memiliki kandungan protein sekitar 30% saja, tentunya berbeda jauh dengan maggot yang bisa mencapai 40-50%.

BACA JUGA:3 Shio Cewek Ini Tidak Cuma Boros, Tapi Juga Gampang Selingkuh!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: