Tahu Gak Sih, Ternyata Tes IQ Bukan Patokan Kecerdasan Anak

Tahu Gak Sih, Ternyata Tes IQ Bukan Patokan Kecerdasan Anak

Anak yang memiliki bakat biasanya punya energi yang luar biasa, punya rasa ingin tahu yang tinggi, senang meneliti sesuatu dan menguasai lingkungan sekitarnya--

BENGKULUEKSPRESS.COM - Semakin tinggi hasil tes IQ anak, apakah artinya anak tersebut sangat cerdas?  Orantua pasti sudah familiar dengan tes IQ. Seringkali, tes ini menjadi patokan kecerdasan anak. tes IQ atau intelligence quotient, pertama kali dipublikasikan di Perancis oleh Alfred Binet pada tahun 1905. tes IQ ini dilakukan guna mengetahui potensi intelektual seseorang.

BACA JUGA:Bikin Nostalgia, Motor Bebek Honda Super Cub C125 2024 Ini Klasik Banget

Bahkan, sebagian sekolah menggunakan tes ini sebagai salah satu syarat masuknya. Tujuannya, untuk mengetahui kemampuan dan fasilitas pendidikan yang sesuai dan dibutuhkan oleh anak. Misalnya, jika hasil tes IQ anak ternyata di bawah 60, maka anak membutuhkan sekolah khusus.

Manfaat tes IQ lainnya, misalnya untuk membantu mengenali jika anak mengalami gangguan belajar, menilai kemampuan kognitif, penalaran, dan lain sebagainya. Dengan melakukan tes IQ, Ibu bisa mendukung proses belajar dan tumbuh kembang, serta bisa mengarahkan anak dengan lebih baik.

BACA JUGA:OPPO Hadirkan Pad Neo, Tablet Terbaru dengan Spesifikasi Unggul dan Harga Terjangkau

Ibu melihat kelebihan pada diri si kecil? Apakah si kecil termasuk dalam anak yang memiliki potensi besar? Anak yang memiliki bakat biasanya punya energi yang luar biasa, punya rasa ingin tahu yang tinggi, senang meneliti sesuatu dan menguasai lingkungan sekitarnya. Anak juga bisa berjalan, berbicara atau mencapai milestone lainnya lebih cepat dibandingkan dengan anak seusianya. Benarkah bakat dan kepintaran tersebut dapat dinilai dari tes IQ? Yuk simak penjelasannya!

Kapan Anak Bisa Melakukan Tes IQ Kecerdasan?
Jangan terburu-buru mencari tahu nilai IQ anak sejak dini, dilansir dari VeryWellFamily, tes IQ belum bisa diterapkan pada anak di bawah usia 2 tahun. Untuk melakukan tes IQ kecerdasan, anak sudah harus mampu berbicara.

BACA JUGA:Bukan Pabrikan Jepang, Ternyata Inilah Motor Pertama Pakai Rem ABS di Dunia

Sementara itu, Ibu bisa membantu proses belajar anak, misalnya perbanyak membacakan buku, mengajak anak bernyanyi dan bermain, terutama permainan yang mengedukasi. Biarkan anak belajar memahami dan mengeksplor lingkungannya, yang penting, jangan memaksa anak untuk belajar.

Untuk anak yang sudah berbicara pun, anak usia dua hingga tiga tahun misalnya, tes IQ kecerdasan ini belum disarankan untuk dilakukan, karena hasilnya dikhawatirkan tidak akan akurat. Disarankan, setidaknya anak mencapai usia enam tahun untuk mengikuti tes ini dan ingat, ya, tes haruslah dilakukan oleh tenaga profesional.

BACA JUGA:Honda Vario 160 Lawan Varian Tertinggi Yamaha Lexi 155, Siapa Yang Menang?

Ibu bisa membantu melatih kecerdasan anak dengan teknik belajar sambil bermain, misalnya:
Memotong dan menempel gambar (kertas).
Kreatif menciptakan alat musik dari benda-benda yang ada di rumah. Misalnya mangkuk dan sendok.
Permainan menghitung.
Bermain puzzle.
Bermain di alam bebas, mengenali benda-benda yang dilihatnya.

Contoh Tes IQ yang Pas untuk Anak-Anak
Salah satu jenis tes IQ kecerdasan yang bisa dicoba adalah WISC atau Wechsler Intelligence Scale for Children. Tes IQ ini dikembangkan pada tahun 1939 dan bisa digunakan pada anak sekitar usia delapan hingga 15 tahun. Tes WISC terdiri dari uji performa (misalnya mengatur dan melengkapi gambar) dan verbal (misalnya memahami kata). Tes ini memberikan informasi mengenai kecerdasan dan kemampuan kognitif anak dengan melihat pola responsnya terhadap tes-tes tersebut.

BACA JUGA:Mengenal dan Mencicipi Cita Rasa Keumamah Khas Pidie, Aceh

Ada beberapa area kognitif anak yang bisa diidentifikasi lewat tes IQ, yaitu:

1. Verbal comprehension
Kecakapan untuk memahami pengertian yang diucapkan dengan kata-kata, misalnya kemampuan berbahasa, menulis, membaca, dst.

2. Visual spasial
Kemampuan seseorang untuk memahami, memproses dan berpikir ke dalam bentuk visual. Contoh pengaplikasian kecerdasan ini misalnya menggambar.

BACA JUGA:Mencoba Emping Beras Khas Belitung yang Punya Rasa Autentik

3. Fluid reasoning
Atau yang disebut juga dengan fluid intelligence, adalah kemampuan untuk bernalar atau menyelesaikan tugas, terlepas dari pengetahuan apa pun di masa yang sudah lalu.

4. Working memory
Yaitu bagian dari ingatan jangka pendek yang penting dalam proses kognisi, karena di dalamnya terjadi proses seperti memasukkan, merawat, menyimpan serta menggabungkan informasi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas.

BACA JUGA:Ini Dia 5 Manfaat Kecoa Bagi Manusia yang Tidak Banyak Diketahui Orang

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: