Biar Gak Salah, Begini Cara Menghitung Telat Haid dan Dikatakan Hamil
Cara menghitung telat haid dan dikatakan hamil adalah dengan mengetahui siklus menstruasi kamu.--
BENGKULUEKSPRESS.COM - Telat datang bulan memang bisa menjadi tanda kehamilan. Namun, perlu diingat tidak semua wanita yang mengalami telat menstruasi pasti hamil. Ada beberapa tanda kehamilan lainnya yang umumnya akan dialami oleh ibu hamil. Lantas, bagaimana cara menghitung telat haid dan dikatakan hamil? Berikut ulasannya
Telat haid umumnya menjadi salah satu tanda awal kehamilan yang disadari untuk pertama kali. Rutin menghitung siklus haid setiap bulan, dapat lebih memudahkan kamu untuk menyadari jika mengalami telat menstruasi.
BACA JUGA:Musim Penyakit Atau Pancaroba, Konsumsi 8 Makanan Ini untuk Kuatkan Imun
Cara menghitung telat haid dan dikatakan hamil adalah dengan mengetahui siklus menstruasi kamu. Ini dapat dilihat setelah hari ke-35 dari siklus haid terakhir. Perhitungan hari pertama adalah ketika kamu haid pertama di bulan sebelumnya. Jika 35 hari setelahnya, kamu belum menstruasi, maka ini dapat dikatakan telat haid.
Jika kamu mengalami telat haid dan aktif berhubungan seksual, disarankan untuk melakukan cek kehamilan mandiri di rumah dengan menggunakan test pack. Namun, jika siklus haid ternyata tidak beraturan, kamu bisa langsung melakukan tes kehamilan setelah 5 hari tidak mengalami haid dari siklus terpanjang. Namun, telat haid tidak selalu dikaitkan dengan kehamilan. Ada berbagai penyebab telat haid, seperti stres berlebih, diet, atau kondisi medis tertentu yang mendasarinya.
BACA JUGA:Jaksa Beri Penyuluhan Hukum Anti Korupsi kepada Pelajar di Kota Bengkulu
Berapa hari batas wajar telat haid?
Setiap bulan, ovarium akan melepaskan sel telur. Ini adalah persiapan tubuh untuk hamil. Siklus menstruasi umumnya terjadi setiap 28 hari. Namun, haid yang normal adalah terjadi di tentang waktu setiap 23 hari hingga 35 hari. Jadi meskipun kamu bisanya haid setiap 25 hari, namun ternyata bulan ini baru menstruasi di hari ke 31 maka ini dapat dikatakan masih normal.
Untuk 1-2 tahun sejak menstruasi pertama terjadi, wanita umumnya memiliki siklus haid yang lebih panjang, dan waktunya pun tidak teratur atau tidak sama setiap bulannya. Nantinya, seiring berjalannya waktu, siklus haid akan lebih teratur atau konsisten.
BACA JUGA:Ini Jadwal Resmi Hari Libur dan Cuti Bersama Desember 2023, Mulailah Atur Planning
Telat haid yang cukup lama juga dapat disebabkan karena penggunaan pil KB atau IUD. Pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter jika kamu mengalami perubahan siklus menstruasi ini.
Berapa lama waktu periode menstruasi berlangsung juga cukup bervariasi pada setiap wanita. Umumnya, haid berlangsung selama 3-5 hari. Namun, durasi haid yang normal terjadi 2-7 hari.
Kenapa usia kandungan dihitung dari hari pertama haid terakhir?
Saat hendak memastikan kehamilan pada dokter atau bidan, kamu mungkin akan ditanya kapan hari pertama haid terakhir. Pasalnya, usia kehamilan mulai dihitung dari periode pembuahan sampai dengan bayi lahir nantinya.
BACA JUGA:Baliho Caleg Mengganggu di Depan Rumah, Bawaslu Kota Bengkulu Imbau Copot Saja
Untuk menghitung usia kehamilan ini menggunakan dasar hari pertama haid terakhir atau HPHT. Cara hitungan ini akan mengasumsikan pembuahan terjadi pada hari ke-14 dalam siklus haid kamu. Tingkat kesalahan perhitungan sekitar 2 minggu.
Untuk dapat melakukan cara menghitung usia kehamilan yang satu ini, kamu perlu tahu terlebih dahulu kapan hari haid pertama terakhir kamu. Cara yang satu ini tentu lebih direkomendasikan untuk calon ibu yang memiliki siklus menstruasi teratur 28 hari.
Terdapat dua rumus HPHT Naegele untuk menentukan hari perkiraan lahir (HPL) ini:
Jika hari pertama haid terakhir (HPHT) terjadi pada Januari-Maret. Misalnya HPHT kamu terjadi pada tanggal 21 Maret 2020. Hitungannya menjadi :
Tahun: 2020
Bulan: 3+9 = 12
Hari: 21+7 = 27
Hari perkiraan lahir: 27 Desember 2020
BACA JUGA:Mukomuko Miliki 53 Desa Wisata, Objek Wisatanya Terus Berkembang dan Maju
Jika hari pertama haid terakhir (HPHT) terjadi pada bulan April-Desember. Misalnya HPHT terjadi pada tanggal 21 Juni 2020. Hitungannya:
Tahun: 2020+1 = 2021
Bulan: 6-3 = 3
Hari: 21+7 = 28
Hari perkiraan lahir: 28 Maret 2021
Namun, rumus HPHT Naegele ini tidak dapat diterapkan bagi calon ibu dengan siklus haid lebih atau kurang dari 28 hari.
BACA JUGA:Minat Mobil Segmen LSUV? Cek Disini Daftar Harganya Di Pengujung Tahun 2023
Lantas, bagaimana cara menghitung HPHT untuk ibu yang memiliki siklus haid selain 28 hari. Kamu bisa menggunakan rumus HPHT Parkih. Cara menghitungnya adalah HPHT + 9 bulan + (siklus haid-21 hari).
Contohnya siklus haid calon ibu 32 hari. Maka hitungannya 20 Juni 2020 + 9 bulan + (32-21) = 11 Maret 2021.Itulah cara menghitung telat haid dan dikatakan hamil hingga cara menghitung usia kehamilan. Jika kamu memang sedang telat haid dan mencurigai adanya kemungkinan kehamilan, jangan ragu untuk tes secara mandiri menggunakan test pack atau tes ke dokter kandungan atau bidan terdekat.(**)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: