Awas Modus Penipuan Pembayaran dengan Scan QR Kode, Bisa Kuras Isi Rekening

Awas Modus Penipuan Pembayaran dengan Scan QR Kode, Bisa Kuras Isi Rekening

Awas Modus Penipuan Pembayaran dengan Scan QR Kode-(foto: istimewa/bengkuluekspress.disway.id)-

BENGKULUEKSPRESS.COM - Masih dengan berbagai modus penipuan, banyak sekali cara penipu untuk melakukan aksi kejahatannya dengan kecanggihan teknologi pada jaman sekarang ini.

Berkat kecanggihan teknologi, para penipu memanfaatkan kecanggihan tersebut dan berhasil membuat orang menjadi korban.

Ramai di medsos dengan barbagai macam penipuan seperti di mana seorang akan mengaku sebagai kurir lalu kemudian mengirimkan file apk yang ternyata bisa menyadap ponsel.

Kemudian modus lain seperti penipuan dilakukan melalui undangan pernikahan online yang cara kerjanya bisa menguras ATM, hingga modus penipuan secara Sniffing.

Baru-baru ini modus penipuan yang tengah viral di media sosial adalah scan QR Code. Seperti diketahui, QR Code menjadi metode pembayaran yang mempermudah penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi.

BACA JUGA:Vivo X80 Pro, Smartphone dengan Kamera Terbaik di Selular Award 2023

BACA JUGA:Hadirkan Fitur Baru, Kini Whatsapp Bisa Tampilkan Iklan Facebook dan Instagram

Sayangnya teknologi ini lagi-lagi dimanfaatkan oleh pihak tak bertanggung jawab untuk menguras isi rekening seseorang.

Penipuan melalui QR Code ini viral setelah pria berusia 60 tahun kehilangan 20.000 dolar di akun banknya karena melakukan scan di sebuah toko minuman. 

Melansir dari straitstimes, pria tersebut berniat mendapatkan satu gelas bubble tea dengan mengisi survei. Cara pengisian survei itu pun dengan cara melakukan scan QR yang kemudian diarahkan ke aplikasi pihak ketiga.

Yang tak dia tahu, aplikasi tersebut bisa membuat penipu melihat isi ponselnya dan mencuri data pribadinya. Setelah itu, uang yang ada di akun banknya dikuras habis.

Pada bulan April, polisi dan Cyber ​​​​Security Agency of Singapore memperingatkan publik tentang mengunduh aplikasi dari situs yang meragukan yang dapat menyebabkan malware dipasang ke ponsel korban. 

Mereka mengatakan malware semacam itu telah mengakibatkan data rahasia dan sensitif, termasuk kredensial perbankan yang bisa dicuri.

Polisi mengatakan bahwa sejak Maret setidaknya ada 113 korban yang kehilangan uang rata-rata mencapai 445.000 dolar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: