Nekat Makan Ikan Larangan di Pariaman, Bisa Kena Musibah!

Nekat Makan Ikan Larangan di Pariaman, Bisa Kena Musibah!

Ikan larangan berawal dari kisah tentang orang sakti yang memberikan ilmu teluh kepada bibit-bibit ikan yang ada di sungai-Bengkulu Ekspress-Istimewa

BENGKULUEKSPRESS.COM - Bila berkunjung ke Pariaman, Sumatra Barat tepatnya di bawah jembatan Jalan Raya Sijanih. Lokasinya sekitar 50 KM arah utara Pariaman terdapat sebuah objek wisata yang dinamakan Ikan Larangan.

Disebut ikan larangan karena masyarakat percaya siapa yang memakan ikan tersebut akan mendapatkan musibah. Entah itu sakit aneh, seperti perut membuncit hingga musibah lainnya.

BACA JUGA:Ingin Rezeki Melimpah, Baca Doa-Doa ini

Disebutkan, ikan di tempat tersebut hanya bisa dimakan pada hari-hari tertentu saja, seperti pada hari acara adat ataupun hari besar keagamaan. Namun bila hari biasa, wisatawan jangan berfikir bisa memancing di tempat itu.

Kepercayaan tentang ini berasal dari kisah tentang orang sakti yang memberikan ilmu teluh kepada bibit-bibit ikan yang ada di sana. Hal itu dilakukan agar tidak ada yang berani mencuri ikan tersebut.

Tetapi orang yang menaruh teluh itu malah meninggal sebelum mencabut teluh terlebih dahulu. Karena itulah kerap kali terjadi kejadian aneh di sana, seperti orang yang membuang sampah akan kesurupan.

BACA JUGA:Sewu Dino, Ilmu Santet Pemusnah Keturunan!

Hal inilah yang diceritakan oleh Anya, warga sekitar bahwa ikan tersebut sebenarnya boleh diambil. Namun hanya dalam batas tertentu, sementara itu bila sudah melewati area larangan barulah boleh diambil.

“Ada batas-batas di mana ikan itu boleh diambil. Kalau sudah lewat dari area larangan, ikan itu baru boleh diambil,” jelasnya.

Menjaga ekosistem

Disebutkan oleh para tetua di sana, mitos larangan mengambil ikan di objek wisata itu sebenarnya untuk menjaga ekosistem yang ada. Buktinya dengan adanya larangan tersebut, sungai tempat ikan larangan itu jernih tanpa adanya sampah.

Karena tidak adanya sampah yang mengotori permukaan sungai tersebut. Hal ini membuat ikan-ikan di dalam sana berjumlah banyak dan besar-besar. Hingga kini masyarakat masih tetap menjaga mitos tersebut.

BACA JUGA:Ajian Jaran Goyang, Ilmu Pelet Kelas Wahid!

“Buktinya dengan ada larangan tersebut, sungai tempat ikan larangan itu jernih tanpa ada sampah yang mengotori permukaan sungai tersebut. Tentunya ikan-ikan di dalam sana berjumlah banyak dan besar-besar,” ungkap pemuka adat, Ongku Malin yang dimuat Haluan.com.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: