Begini Proses Cek Identitas Keaslian KTP Dilakukan di Aplikasi HP

Begini Proses Cek Identitas Keaslian KTP Dilakukan di Aplikasi HP

Pemindaian KTP untuk sejumlah aplikasi saat ini sangat marak digunakan--Foto Istimewa

BENGKULUEKSPRESS. COM - Pernah anda saat menginstal aplikasi dan masuk ke dalam aplikasi tersebut harus melampirkan nomor kartu tanda penduduk, dan bahkan diminta untuk memfoto KTP Anda? Padahal identitas yang dimiliki seseorang merupakan data pribadi, yang idealnya tidak dibagikan pada sembarang pihak.

Mengapa demikian? Sebab data ini memuat banyak informasi berharga terkait seseorang yang dapat digunakan untuk banyak sekali kepentingan. Penyedia layanan digital akan menggunakan metode cek identitas KTP yang tepat guna memastikan informasi yang tercantum valid dan dapat dipertanggungjawabkan.

Tapi bagaimana proses cek identitas di KTP ini dilakukan? Apakah dengan meminta user memasukkan data tersebut ke dalam formulir yang sudah disediakan sebelumnya? Atau terdapat metode lain yang lebih sederhana untuk digunakan?

BACA JUGA:Samsung Galaxy S23 Ultra, Hp dengan Fitur Sketsa dan Note yang Ramah Lingkungan

BACA JUGA:Mau Hiburan Menghasilkan? Ikuti DANA Kaget Bisa Dapat Rp 50.000 Tiap Hari

Cara Cek Identitas KTP dalam Dunia Modern

Pengecekan identitas yang dilakukan melalui KTP berlangsung demikian canggih, cepat, dan akurat. Hal ini memadukan teknologi OCR dan perangkat AI, sehingga data yang diekstrak dari KTP seorang user dapat diolah dengan waktu yang singkat. Secara sederhana, berikut proses cek identitas KTP user ketika melakukan pendaftaran atau administrasi di dalam sistem.

  • User akan diminta memasukkan foto KTP, juga dapat bersama dengan foto selfie dengan sistem yang telah disediakan.
  • Ketika sistem mendeteksi adanya KTP dan wajah user, maka foto atau citra gambar akan direkam.
  • Citra gambar dua dimensi ini kemudian diekstrak datanya oleh sistem OCR yang telah digunakan, dapat pula dikombinasikan dengan biometric verification untuk membandingkan wajah user dengan foto yang ada di KTP.
  • teknologi OCR awalnya akan mengidentifikasi data berupa gambar dengan harakter alfabet tertentu, dan menyusunnya kembali ke dalam bentuk data teks.
  • Data teks ini kemudian disusun dan diolah sehingga sistem dapat mengenali informasi yang dimasukkan oleh user.
  • Data kemudian dimasukkan ke dalam formulir yang sudah tersedia secara otomatis, dan user akan diminta memastikan kebenaran data yang sudah dimasukkan ini.
  • Jika telah benar, maka user dapat mengeksekusi perintah pencocokan yang dilakukan.
  • Proses pencocokan akan mengandalkan teknologi AI yang canggih, sehingga dapat mencari kesamaan data masukan dengan data yang ada di database milik perusahaan atau pihak legal lainnya.
  • Jika ditemukan kecocokan maka proses dapat dilanjutkan, namun jika tidak ditemukan kecocokan, akses akan ditolak atau user akan diminta memasukkan data kembali karena dianggap terdapat kesalahan.
  • Cukup sederhana bukan? Penjelasan panjang di atas, secara riil, hanya berlaku dalam hitungan detik saja. User tidak perlu banyak membuang waktu, sebab canggihnya teknologi yang digunakan mampu mendeteksi, mengekstrak, dan mencocokkan data yang didapatkan dari citra foto dengan data yang telah dimiliki sebelumnya.

BACA JUGA:Infinix Note 12 2023, HP Rp 2 Jutaan dengan Memori Besar

BACA JUGA:Tahun 2023, Buku Nikah Beralih Digital, Begini Cara Daftarnya

Integrasi dengan Database yang Solid

Proses yang cepat ini hanya dapat didukung ketika sistem verifikasi identitas yang Anda gunakan telah terhubung ke database yang solid. Data yang dimiliki pihak pemerintah atau lembaga negara terbukti menjadi salah satu database terbaik, guna melakukan pencocokan identitas ini.

Tanpa akses pada database seperti ini, pengecekan KTP akan sulit divalidasi. Hal ini karena perekaman KTP pada setiap penduduk dan masyarakat di Indonesia telah dilakukan dalam rangka pembuatan e-KTP, sehingga dipastikan database yang dimiliki benar-benar riil.

Sebenarnya perusahaan dapat melakukan penyusunan database sendiri. Namun waktu yang diperlukan sangat banyak dan sumber daya yang akan dihabiskan sangat besar. Ini mengapa untuk skala hingga perusahaan sedang, akses pada database milik lembaga pemerintah lebih dipilih karena secara bisnis lebih praktis dan ekonomis.

Meski demikian akses yang diberikan ini sebatas pada pencocokan data saja, tidak kemudian dapat menggunakan data yang ada di database dengan leluasa sebab hukum yang berlaku soal keamanan data pribadi sangat ketat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: