Bayi Meninggal Saat Persalinan, RSUD Ini Terancam Dipolisikan

Bayi Meninggal Saat Persalinan, RSUD Ini Terancam Dipolisikan

KEBERATAN : Warga Desa Rindu Hati, Sultan Mukhlis SH saat mengungkapkan kekecewaan dan keberatan terhadap layanan di RSUD Benteng hingga menyebabkan bayinya meninggal saat proses persalinan, Senin (9/1).-(foto: bakti setiawan/bengkuluekspress.disway.id)-

"Persalinan dibantu secara paksa. Perut istri saya ditekan secara paksa oleh bidan sehingga keluarlah anak (bayi) saya. Saya melihat semuanya dengan jelas. Dua orang dokter hanya berdiri dan melihat persalinan istri saya tanpa melakukan apa-apa," bebernya.

Lantaran tak dilengkapi dengan alat-alat persalinan dan kotak inkubator, bayi  terletak di tempat tidur. Setelah 45 menit pasca lahiran, dokter menyampaikan bahwa bayi saya tak bisa diselamatkan.

"Saat diangkat, bayi terlihat gerakan bayi. Namun, memang tak menangis. 45 menit kemudian, dilaporkan ke saya  bayi tak bisa diselamatkan,"  ungkap Sultan. 

Atas apa yang menimpanya, Sultan mengaku akan melakukan konsultasi dengan pengacaranya dan mungkin akan melakukan tuntutan pidana sehubungan dengan keterlambatan tindakan, keteledoran atau mall praktik dokter ketika persalinan istri saya.

"Jangan sampai ada korban lagi dari kasus seperti ini. Khusus di Desa Rindu Hati, sudah ada 2 korban dengan kasus yang sama. Cukup saya yang menjadi korban, jangan sampai timbul banyak korban lagi," pungkas Sultan.

Sementara itu, Direktur RSUD Benteng, dr Hery Kurniawan menyampaikan ucapan duka atas meninggalnya keluarga pasien saat melahirkan di RSUD Benteng.

Dari hasil laporan tim medis, diketahui bahwa bayi sudah dalam kondisi meninggal saat masih dalam kandungan.

Menyikapi hal itu, tim medis langsung bertindak cepat untuk mengeluarkan bayi yang sudah hampir keluar agar sang ibu dalam selamat.

Karena itulah, tindakan persalinan tetap dilaksanakan di ruang rawat penyakit dalam dengan menghadirkan dokter jaga untuk melakukan supervisi.

"Saat bidan yang bertugas melakukan pemeriksaan jelang persalinan, denyut jantung janin (DDJ) sudah tidak ada dan kepala sudah di pintu (jalan keluar,red). Saat itu, tim medis bertindak sesuai situasi. Menekan perut agar bayi keluar. Setelah mengetahui DDJ sudah tak ada, fokus saat itu ialah menyelamatkan ibu," terang Hery.(135)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: