Sudah 4 Anak Dicabuli Ayah Kandung, Bengkulu Darurat Kekerasan Seksual Terhadap Anak

Sudah 4 Anak Dicabuli Ayah Kandung, Bengkulu Darurat Kekerasan Seksual Terhadap Anak

Kepala UPTD PPA, DP3APKB Provinsi Bengkulu, Ainul.mardiati.S.Psi.M.H-(foto: asuary/bengkuluekspress.disway.id)-

BENGKULU, BENGKULUEKSPRESS.COM - Meningkatnya kekerasan seksual terhadap anak di Provinsi BENGKULU, membutuhkan penanganan lintas sektoral.

Kepala Unit Pelayanan Terpadu Daerah (UPTD), PPA, Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APKB) Provinsi Bengkulu, Ainul Mardiati.S.Psi.M.H mengungkapkan, pada tahun 2022, terhitung sejak Januari hingga Juli pihaknya sudah menangani 23 kasus kekerasan seksual terhadap anak.

Dalam satu bulan terakhir, tercatat sudah ada 4 kasus kekerasan seksual terhadap anak yang bahkan dilakukan oleh orang tua kandung. 3 kasus yang terungkap dalam 1 bulan terakhir ditambah 1 kasus di bulan Maret, 2 kasus terjadi di Kota Bengkulu dan 1 kasus di Rejang Lebong, ditambah 1 kasus di Bengkulu Utara. Bahkan di Bengkulu Utara, sang anak sampai melahirkan.

BACA JUGA:Ayah Cabuli Anak Kandung Kembali Terjadi di Bengkulu, Ini Kasus ke-4 yang Terungkap

Melihat semakin meningkatnya tren kasus tersebut, ia mengatakan pihaknya melalui Satuan Tugas (Satgas) akan segera turun.

"Satgas kita selalu turun ke lapangan, dan dalam waktu dekat ini kita akan ke Kabupaten Rejang Lebong," ungkap Ainul, Jum'at (12/8).

BACA JUGA:Cerai dengan Istri, Lampiaskan Nafsu ke Anak Kandung

Jika melihat dari 23 kasus yang tercatat oleh UPTD PPA dari Januari sampai Juli 2024 belum lagi ditambah 4 kasus dalam satu bulan terakhir. Jika dibandingkan dengan kasus kekerasan seksual pada tahun 2020 sebanyak 65 kasus dan tahun 2021 sebanyak 80 kasus.

Meskipun belum sebanyak kasusu pada tahun 2020 dan 2021 tidak menutup kemungkinan akan terjadi penambahan hingga Desember 2022 nanti.

Ia mengungkapkan, pihaknya tidak bisa menangani kasus kekerasan seksual terhadap anak sendiri. Diperlukan kerjasama dan kolaborasi semua pihak untuk menanggulangi meningkatnya kasus kekerasan seksual terhadap anak di Provinsi Bengkulu.

"Ini seharusnya dilakukan lintas sektoral, tidak bisa hanya kami. Kita harapkan dengan semakin banyaknya kasus kekerasan anak saat ini dapat menggugah semua pihak, untuk dapat bekerjasama," jelas Ainul.(CW2/Suary).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: