Gudang Bumdes di Bengkulu Selatan Ludes Terbakar, Kerugian Capai Rp 500 Juta

KEDURANG, BENGKULUEKSPRESS.COM - Peristiwa kebakaran kembali terjadi di Kecamatan KEDURANG, Kabupaten Bengkulu Selatan. Belum lama ini kebakaran terjadi di rumah salah satu warga, kali ini kebakaran menimpa bangunan badan usaha milik desa (Bumdes) di Desa Keban Agung II KEDURANG.

Dalam kebakaran ini tidak ada korban jiwa, hanya saja kerugian uang dialami Bumdes desa tersebut hingga mencapai Rp 500 juta. Penyebab kebakaran belum diketahui sebab api diketahui sudah besar menghanguskan gudang bumdes tersebut.

Sideni (50), warga desa setempat menuturkan, Senin (8/8) dini hari sekira pukul 03:30 wib, dirinya saat itu melihat api sudah besar membakar bagian atap  gudang bumdes tersebut. Kemudian memberitahukannya kepada warga yang rumahnya berada di samping rumahnya yakni Agus, yang juga merupakan perangkat desa.

BACA JUGA:Tiga Rumah Warga Kedurang Ludes Dilalap Si Jago Merah

Setelah itu memanggil warga lainnya dan menyampaikannya kepada kepala desa mereka menghubungi petugas pemadam kebakaran. Sebelum pemadam datang, warga bersama- sama sudah bahu membahu memadamkan api dengan peralatan seadanya.

"Saya tahu api sudah besar, sehingga saya langsung memberitahukannya kepada warga dan kami langsung berupaya memadamkannya," ujar Sideni.

Api baru berhasil dipadamkan sekitar pukul 05.00 wib setelah seluruh bangunan dan isi gudang hangus terbakar. Adapun isi gudang yang hangus terbakar adalah barang aset desa seperti mesin-mesin alat pertukangan Bumdes, kursi-kursi, tenda, peralatan Posyandu, karpet-karpet dan kayu-kayu Bumdes.

BACA JUGA:Cinta Monyet, Siswi di Bengkulu Selatan Disetubuhi Pacar

Kapolres BS, AKBP Juda Trisno Tampubolon SH SIK MH melalui kapolsek Kedurang, Iptu Sasi Raharjo SH  membenarkan adanya kebakaran tersebut. Sasi mengaku belum diketahui penyebab kebakaran, sebab saat itu saksi melihat api sudah besar membakar gudang.

"Penyebab terbakarnya gudang tersebut belum diketahui, saat ini petugas kami sedang melalukan olah tempat kejadian perkara (TKP)," ujar Sasi. (369)

Sumber: