Meski Tanpa Bazar, Tabut Besanding Tetap Ramai

Meski Tanpa Bazar, Tabut Besanding Tetap Ramai

Foto Suary/BE : Suasana Tabut Besanding, di Lapangan Merdeka.--

BENGKULU, BENGKULUEKSPRESS.COM - Puluhan ribu masyarakat Bengkulu menyaksikan Tabut Besanding dan Arak Gedang yang menjadi rangkaian ritual festival tabut malam ini, Minggu (7/8) berlokasi di lapangan merdeka Bengkulu.

Meskipun berlangsung tanpa adanya bazar, tidak menyurutkan masyarakat untuk menyaksikan tabut besanding yang menjadi rangkaian terakhir sebelum tabut dibuang.

Diungkapkan Ketua Keluarga Kerukunan Tabut (KKT) Bencolen, Syafril atau yang akrab disapa Mamuk, hal ini membuktikan masyarakat bukan hanya ingin melihat bazar.

BACA JUGA:Tahun Depan Festival Tabut Dicanangkan Jadi Festival Internasional

"Ramainya masyarakat malam ini, membuktikan bukan bazar yang meramaikan," tegas Syafril, Minggu (8/8).

Setelah sore tadi, telah dilaksanakan ritual tabut imam naik puncak, yang menyambung bagian atas dengan bagian bawah tabut barulah tabut dinyatakan selesai.

Tabut yang telah dilengkapi jari-jari yang bermakna sebagai simbol jasad cucu Nabi Muhamad SAW yakni Husien, diarak menuju lapangan merdeka untuk mengikuti ritual arak gedang dan tabut besanding dengan puluhan tabut lainnya.

Untuk memperindah tampilan, tabut juga ditambah dengan hiasan antara lain berbentuk kuda terbang, burung, dan musik tradisional khas Bengkulu yakni dol.

Ritual tabut dilaksanakan secara turun temurun oleh masyarakat Bengkulu untuk menyambut Tahun Baru Hijriah dan memperingati gugurnya cucu Nabi Muhammad SAW bernama Husein dalam perang di Padang Karbala, Irak.

Tabut yang berarti peti mati adalah lambang peti yang berisi jenazah Husein yang diarak keluarga tabut Bengkulu untuk mengikuti ritual tabut tebuang pada 10 Muharam, menuju pemakaman Karabela yang mencerminkan kawasan Karbala di Irak, Senin, (8/8) besok.

"Besok, setelah Dzuhur kita akan lakukan ritual pembuangan di Karbala Tanah Patah," ungkap Syafril.

Bagi keluarga keturunan Tabut di Bengkulu, ritual perayaan Tabut harus tetap dilaksanakan setiap tahun karena dipercaya akan mendatangkan musibah atau bencana bila tidak dilaksanakan.

Meski 2 tahun sebelumnya, penyelenggaraan festival tabut tidak diselenggarakan. Karena pandemi Covid-19, sehingga tabut tahun ini terasa sangat spesial.

Diungkapkan salah satu pengunjung dari Sumatera Selatan, Dara. Jika kegiatan tabut tahun ini cukup meriah setelah 2 tahun pandemi Covid - 19. Meskipun menurutnya tidak semeriah 2019 dan 2018 yang ia juga datang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: