Pupuk Subsidi ke Petani Hanya NPK dan Urea

Pupuk Subsidi ke Petani Hanya NPK dan Urea

Ibu ibu yang sedang menanam benih padi di areal persawahan Kelurahan Dusun Besar Kota Bengkulu-(foto: asuary/bengkuluekspress.disway.id)-

BENGKULU, BENGKULUEKSPRESS.COM - Sejak Juli tinggal dua jenis pupuk yang masih disubsidi dan diperuntukan untuk sektor pangan, yaitu Urea dan NPK.

Diungkapkan oleh Kepala Bidang PSP Dinas Tanaman Pangan, Holikultura dan Perkebunan (DTHP) Provinsi Bengkulu, Helmi Yuliandri, bahwa sejak dikeluarkannya Peraturan Menteri Pertanian Nomor 10 Tahun 2022 tentang Tata Cara Penetapan Alokasi dan Harga Eceran Tertinggi Pupuk Bersubsidi Sektor Pertanian, untuk dilakukan pembatasan penyaluran pupuk subsidi.

Jika sebelum ini petani, mendapat pupuk subsidi Urea,  SP-36, ZA, NPK dan Organik, maka terhitung Juli 2022 yang lalu, pupuk yang diberikan kepada petani hanya Urea dan NPK.

BACA JUGA:Pemerintah Dorong Peningkatan Produksi Jagung Nasional

"Mulai bulan kemarin tinggal 2 jenis pupuk yang disubsidi Urea dan NPK, sesuau dengan aturan terbaru dari Kemenrerian Pertanian," ungkap Helmi, Selasa (2/8).

Ia juga menyampaikan Pemerintah akan memprioritaskan pemberian pupuk bersubsidi untuk komoditas tertentu dan komoditas strategis, yaitu yang berdampak inflasi. Komoditas itu adalah padi, jagung, kedelai, bawang merah, cabai, tebu rakyat dan kakao.

"Pengurangan tersebut untuk fokus pada sektor pangan seperti padi, jagung, kedelai, bawang merah, cabai, tebu rakyat dan kakao, diluar dari komoditas itu dilarang," jelas Helmi.

BACA JUGA:DPRD Kota Bengkulu Janji Bangun Jalan di Persawahan Dusun Besar

Selain itu ia juga menyampaikan, kelangkaan pupuk subsidi yang sering terjadi, salah satu penyebabnya adalah alokasi yang diberikan untuk Provinsi Bengkulu, jauh di bawah pengajuan.

Berdasarkan data dari Dinas THP Provinsi Bengkulu per 30 Juni 2022, Alokasi Urea 27.738 ton, realisasi 15.640 ton atau 56 persen sedangkan alokasi NPK 25.873 ton, realisasi 15.911 ton atau 61 persen.

"Antara pengajuan dan yang dikabulkan tidak sesuai harapan, jadi sering tidak tercukupi," tutup Helmi.(CW2/Suary).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: