Ternak Jangkrik Hasilkan Omset Puluhan Juta

Ternak Jangkrik Hasilkan Omset Puluhan Juta

  BENGKULU, Bengkuluekspress.com- Budidaya jangkrik ternyata mampu menghasilkan cuan yang begitu besar. Sufianto, melakukan budidaya jangkrik belajar dari YouTube secara otodidak. Warga Sumber Jaya, Jalan RE Martadinata, Kecamatan Kampung Melayu itu kini memeliki omset sekitar 15 juta -Rp 25 juta per bulan, dengan menjual sekitar 20 kilogram lebih. Meski tidak memiliki pengalaman dan minim pengetahuan soal budidaya jangkrik, tidak menyurutkan semangatnya merambah usaha ini. Terbukti dengan bekal keinginan dan tekad yang kuat, kini ia sukses menjadi pengusaha jangkrik terbesar di Kota Bengkulu. Ia merintis budidaya jangkrik sejak 2018. saat itu masih menjadi kuli bangunan di Kota Bengkulu. Meski tercatat sebagai kuli bangunan tidak membuatnya putus kemungkinan untuk menjadi peternak jangkrik. “Jangankan beternak jangkrik, dulu saya masih jadi kuli bangunan,” kata Sofian. Hanya saja, tempat budidaya jangkrik ini bentuknya kotak-kotak dari tripleka yang disekat. Bagian bawahnya ditaruh karpet telur. Masing-masing kotak atau boks dengan ukuran 2x1 meter yang jumlahnya 16 kotak lebih berisi jangkrik. Satu kotak isinya 15 kilogram sampai 30 kilogram jangkrik. “Masing-masing kotak ini beda usia jangkriknya. Jadi tiap bulannya ada saja yang dipanen,” Katanya. Jangkrik dengan jenis kalung sebagai makanan burung ini di panen pada umur 28 hari. Jangkrik ini biasanya dipanen sebelum sayapnya tumbuh. Di Bengkulu, sebagian besar jangkrik yang dibudidaya peternak untuk makanan burung, ikan, dan tokek. Untuk pemasaran sendiri ia tidak kewalahan. Sejauh ini ia sudah memiliki pelanggan di setiap kota. Tiap bulannya ia mengantarkan pesanan pelanggan dari Mokomoko, Penarik, Manna, Ipuh dan Tais. “Pemelihara burung, ikan, juga banyak yang datang ke sini untuk langsung memesan jangkrik”, ujarnya. Untuk budi daya jangkrik ia mengembangbiakkan dari telurnya. Telur yang dibeli dari Jawa dan lampung ia kembangkan. Telur-telur ini kemudian diletakkan di dalam kandang atau boks seukuran 2x1 meter dengan dialasi triplek. Dalam setiap boks ditaburi pakan ayam dihaluskan dan daun sawi. Di sekitar boks, karpet telur dan pelepa pisang disusun bertingkat yang berfungsi sebagai rumah jangkrik ketika menetas nanti. Satu kilogram telur yang ditetaskan bisa menghasilkan minimal 30 kilogram jangkrik muda. Namun demikian jangkrik sangat sensitif terhadap cuaca dingin. Karena itu ia harus menjaga boks dalam kondisi hangat. “Cuaca memang ancaman bagi jangkrik,” ujarnya. Ketika jangkrik mulai beranjak dewasa, ia memastikan jangkrik tidak kelaparan. Karena jangkrik memiliki sifat kanibal. Makanan pakan ayam atau pun daun sawi segar diberikan setiap harinya tiga kali. Demikian ia tidak mau kalah dengan pengusaha jangkrik lainnya. Caranya dengan menyetabilkan harga di pasaran. Ia tidak pernah menaikkan harga jangkrik kepada para pelanggan. “Dari dulu sampai sekarang tetap saya hargakan Rp 50 sampai Rp. 55 ribu per kilogram,” tutupnya. (Ahmad/MG.5)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: