Protes Transparansi Anggaran, Wabup Kepahiang Tinggalkan Rumah Dinas

Protes Transparansi Anggaran, Wabup Kepahiang Tinggalkan Rumah Dinas

\"\"   KEPAHIANG,bengkuluekspress.com - Merasakan adanya kejanggalan dalam pengelolaan anggaran Sekretariat Daerah (Setda) Kepahiang 2021, Wakil Bupati (Wabup) Zurdi Nata melancarkan aksi protes. Aksi protes politisi Golkar ini dengan cara meninggalkan rumah dinas (Rumdin) Wabup di kawasan Pasar Kepahiang, Sabtu (21/8). Pengosongan fasilitas tempat tinggal kedinasan dilakukan guna menuntut transparanasi dan akuntabilitas penggunaan dana di Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kabupaten Kepahiang. Melalui sambungan telpon, Zurdi Nata membenarkan sudah meninggal rumah dinasnya untuk sementara waktu. Jadi ia bersama keluarga mulai sekarang melakukan pelayanan publik di kediaman pribadinya yang juga berada diaera Kelurahan Pasar Kepahiang. Alasan meninggal rumdin, kata Wabup, karena sudah 4 bulan terakhir anggaran rutinnya tidak dicairkan oleh Bagian Umum Setda Kabupaten Kepahiang. \"4 bulan terakhir uang makan minum tidak kunjung cair, konsekuensi di rumdin ada tamu banyak setiap harinya. Tambah lagi insentif ajudan dan supir belum ada pencairan sama sekali, maka itu saya meninggal rumah dinas dan sementara waktu tinggal di rumah pribadi,\" tegas Zurdi Nata. Nata menduga tidak adanya kejelasan pencairan dana rutinya karena adanya permainan alias unsur kesengajaan oknum tertentu di Setda. Sebab meskipun dirinya sudah berulang kali memanggil Bagian Umum, untuk mempertanyakan kendalanya tetap tidak ada transparansi dalam pengelolaan anggaran. \"In jelas ada aksi tipu-tipunya, lucunya ketua DPRD itu dia pejabat daerah, sedangkan saya pejabat negara. Lucunya rumah dinas ketua dewan tidak ditunggu, anggaranya cair terus. Sedangkan saya rumdin ditunggu, anggaran tidak lancar, inikan lucu,\" singgung Nata. Ironisnya lagi sebut Nata, selama enam bulan ini insentif 2 orang ajudannya dan 2 orang suprinya tidak dicairkan. Padahal ajudan dan supir selalu aktif melaksanakan tugas mengawal dirinya dalam menjalankan dinas sebagai wakil kepala daerah. \"Saya tunggu sampai bulan depan, kalau tidak ada kejelasan juga saya tidak akan menggunakan ajudan dan supir lagi. Selama ini saya pakai ajudan dan supir, karena memang aturanya ada anggaran untuk itu ada SK nya, tetapi kalau tidak ada kejelasan maka saya akan supir sendiri,\" tuturnya. Selama enam bulan menempati rumdin, Nata mengaku, sudah mengeluarkan dana sebesar Rp 300 juta, untuk mengisi mengisi perabotan maupun membayar gaji para ajudan serta supir. \"Waktu masuk rumah dinas keadaan kosong jadi saya beli sendiri perabotannya. Kalau kondisi Wabup ini kere bisa-bisa wabup dan keluarga tidak makan dengan kondisi seperti ini,\" ujar Nata. Sementara itu Sekda Kabupaten Kepahiang, Zamzami Zubir dan Kepala Bagian Umum Febrian Hendra ketika dihubungi via telpon tidak memberikan jawaban. Sehingga belum dapat dimintai keterangan terkait dengan aksi protes Wakil Bupati serta mengenai permasalahan anggaran rutin yang dipertanyakan Zurdi Nata tersebut. (320)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: