Industri Makanan Khas Bengkulu Ini Telah Bersertifikat Halal
BENGKULU,BE- Meskipun sebagai industri rumahan, namun telah memiliki sertifikat halal, dengan sertifikat produksi pangan industri Rumah Tangga (SSP-IRT) dan telah mendapat izin dari Dinas Kesehatan. “Sertifikat-sertifikat itu saya dapat saat saya mengikuti pelatihan. Kalau sertifikat halal atau logo halal itu saya dapat saat diundang ke pelatihan dari BI,” ujar Yana, pengelola industri rumah tangga yang membuat kue-kue khas Bengkulu ini, Rabu (10/2) Yana telah menggeluti bisnis ini sejak tahun 1999 atau sudah selama 21 tahun. Adapun yang makanan khas yang diproduksinya yaitu kerupuk punai, tusuk gigi, kerupuk pangsit, anak tat, kue tat, bolu koja, keripik pisang dan apapun sesuai permintaan konsumennya. “Saya itu produksinya tergantung orderan, kalau ada yang order baru saya buat, atau paling enggak h-1, jadi bahnnya itu bisa saya siapkan dulu. Tapi alhamdulillah setiap hari pasti ada yang order,” ujarnya Dikarenakan ia belum memiliki tempat untuk memajangkan hasil produksinya, saat ini Yana hanya memanfaat kan media sosial milik nya atau bisa langsung menemui Yana di rumahnya yang berada di Jl Letkol Santos. RT 01 No 22 Kelurahan Pasar Melintang Kota Bengkulu. “Biasanya kalau saya lagi produksi yang bukan orderan orang, seperti keripik pisang, saya langsung posting ke status WhatsApp, atau ke facebook saya yaitu Zuliana Abu. Itu pasti langsung banyak yang order,” ujarnya Selain itu, makanan khas yang diproduksi Yana ini sudah banyak yang berlangganan, karena selain rasa nya enak, bahan yang ia gunakan juga sehat dan tanpa pewarna. Sedengakan harga, ia menjual kerupuk punai seharga Rp 60 ribu/kg. Kemudian kerupuk pangsit, tusuk gigi dibandrol seharga Rp 50 ribu/kg, anak tat 1 nya Rp 2 ribu, kue tat ukuran besar Rp 45 ribu dan ukuran kecil Rp 25 ribu, bolu koja mini 1 nya Rp 1 ribu, ukuran sedang Rp 55 ribu dan yang besar Rp 70 ribu. “Paling sering diorder itu bolu koja, karena saya menggunakan bahan alami, seperti daun pandan dan daun suji untuk pewarnanya, jadi tidak menggunakan pewarna makanan. Kalau pakai daun pandan dan suji rasa dan aroma nya itu lebih pekat. Selain itu kalau untuk pisang saya juga langsung beli waktu ada yang baru panen, jadi belum disemprot sama obat-obatan,” ujar Yana Sementra itu, jika bahan pangan sedang melonjak seperti sekarang, ia tak sedikitpun mengurangi ukuran atau bahan yang ia gunakan untuk makanan yang diproduksi nya, itu yang membuatnya terus kebanjiran order setiap harinya. Apalagi jika mau bulan Ramadhan dan hari Raya Idul Fitri. “Saya berharap semoga untuk kedepannya usaha saya terus dan semakin berkembang lagi,” harapnya. (MG.10)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: