Di Kaur, Gas Melon Langka, Harga Tembus Rp 36 Ribu
BINTUHAN, bengkuluekspress.com - Masyarakat dan pedagang makanan di Kabupaten Kaur beberapa minggu terakhir ini mengeluhkan hilangnya gas elpiji 3 kilogram atau gas melon di pasaran. Pasalnya keberadaannya sangat dibutuhkan. Apabila ditemukan, harga pun gila-gilaan mencapai Rp 36 ribu per kilogram.
“Gas elpiji 2 Kg ini langka, kalau pun ada harganya sangat mahal. Saya sudah mutar-mutar di Kecamatan Kaur Selatan ini belum juga dapat gas,” ujar Mustapa (43), warga Trans Kecamatan Maje yang mencari gas ke Kecamatan Kaur Selatan, Minggu (11/10).
Dari informasi yang berhasil dihimpun BE di lapangan, hampir di seluruh agen maupun pangkalan mengaku kehabisan stok gas karena memang dari pihak Pertamina yang memasok sedikit. Sedangkan permintaan meningkat, sehingga gas 3 kg menjadi barang langka dan terkesan menghilang di pasaran. Dimana biasanya dalam kondisi normal, harga elpiji 3 kilogram gas melon ditebusnya dengan harga Rp 22 ribu per kilogram. Namun, sepekan terakhir, harga gas melon meroket dengan harga Rp 35 ribu bahkan ada yang menjual eceran sampai Rp 36 ribu.
“Kalau sekarang ini mau berapa pun harganya masih kita beli, ini karena kebutuhan. Tapi sekarang ini cari gas melon ini susah, dan kami tidak tau kenapa gas melon ini langka,” ujarnya.
Hal senada juga disampaikan Ida (29), warga Kecamatan Kaur Selatan. Ia mengakui kalau gas melon ini sulit dicari dan ia harus berkeliling mencari gas yang saat ini merupakan kebutuhan pokok untuk memasak. Jika pun dapat, ia mengaku harus merogoh kocek lebih dalam lagi untuk membeli tabung elpiji berukuran 3 kilogram.
“Walaupun harganya mahal sampai Rp 35 ribu saya tetap membeli gas melon tersebut. Karena tabung itu akan digunakannya untuk kebutuhan memasak sehari-hari,” terangnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi Perindustrian Perdagangan dan UKM (Diskoperindag UKM) Kaur, Agusman Efendi SE MM mengakui jika beberapa pekan terakhir ini gas elpiji 3 Kg mengalami kelangkaan. Menyikapi hal ini, dalam waktu dekat ini akan melakukan pengawasan langsung ke lapangan untuk mengecek ke agen dan pangkalan apakah ada permainan atau tidak.
“Kelangaan ini hampir merata di Provinsi Bengkulu ini, dan nanti akan cek ke lapangan untuk mengetahui penyebab langka ini,” tandasnya. (irul)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: