Beredar Bawang Merah Palsu

Beredar Bawang Merah Palsu

BENGKULU, bengkuluekspress.com - Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bengkulu meminta masyarakat mewaspadai peredaran bawang merah palsu yang telah masuk ke pasar daerah. Bahkan, harga bawang tersebut hanya Rp 15 ribu per kilogram atau lebih murah dibandingkan harga bawang merah yang saat ini dijual dengan harga Rp 60 ribu per kilogram.

Kepala Stasiun Karantina Pertanian Kelas 1 Bengkulu, M Ischaq mengatakan, saat ini beredar bawang merah impor berukuran lebih besar dari bawang merah biasa. Ia mengimbau, masyarakat jangan mudah tertipu, karena bawang merah impor tersebut adalah bawang merah palsu atau bawang bombay merah. Dimana bawang bombay merah tersebut biasanya dijual berdampingan dengan bawang merah lokal, baik di supermarket maupun di pasar-pasar tradisional sehingga bisa mengelabui konsumen.

\"Bawang bombay merah mempunyai penampilan mirip dengan bawang merah lokal karena keduanya satu keluarga (family), selain itu bawang bombay merah tersebut memiliki ukuran yang lebih besar dan harga yang lebih murah sehingga masyarakat terpedaya. Sehingga harus diwaspadai,\" kata Ischaq, Rabu(10/6).

Ia menjelaskan, bawang merah dikenal dengan nama latin Allium cepa var ascalonicum (L) Back sedang bawang bombay dikenal dengan nama latin Allium cepa Linnaeus. Dalam perdagangan internasional, bawang bombay dan bawang merah memiliki Harmonized System (HS) Code yang berbeda. HS code bawang bombay 0703.10.100, sedangkan HS code bawang merah 0703.10.200.

\"Harmonized System merupakan suatu daftar penggolongan barang yang dibuat secara sistematis dengan tujuan mempermudah pengklasifikasian barang, pentarifan (penentuan tarif), dan transaksi perdagangan,\" jelasnya.

Ia menambahkan, bawang merah lokal memiliki ukuran umbi lebih kecil dari bawang bombay, dengan diameter umbi yang bervariasi 1,32-3,2 cm tergantung varietasnya serta memiliki warna merah gelap hingga kemerahan. Sementara bawang bombay awalnya dibawa oleh pedagang yang berasal dari Bombay India ke Indonesia. Bawang ini ukurannya lebih besar dari bawang merah berkisar antara 3-10 cm serta umbinya berwarna kuning, merah, putih dan ungu.

\"Bawang merah memiliki siung, sedangkan bawang bombay umumnya tunggal dan tidak memiliki siung. Bentuk umbi bawang merah bulat panjang dan ramping, sedangkan umbi bawang bombay bentuknya bulat dan berukuran lebih besar. Sebenarnya cukup mudah untuk membedakan bawang merah dengan bawang bombay merah,\" tambah Ischaq.

Meskipun bawang bombay merah harganya lebih murah dan penampilannya lebih menarik karena ukurannya lebih besar, bawang bombay tersebut tidak dapat menggantikan bawang merah lokal dari sisi citarasa. Bawang merah lokal merupakan bumbu utama pada hampir seluruh masakan asli nusantara, dan telah digunakan turun temurun.

\"Bawang bombay berasal dari asia tengah, dan bukan merupakan bumbu asli untuk masakan Indonesia. Oleh karena itu, sebagai bumbu utama yang memiliki citarasa khas, bawang merah tidak dapat digantikan oleh bawang bombay yang karakter citarasanya berbeda, karena akan berdampak pada citarasa masakan yang dihasilkan,\" ujarnya.

Selain itu, saat mengupas dan mengiris bawang merah, mata cepat merasa perih akibat minyak atsiri khususnya senyawa propanethial-S-oksida yang dikandungnya, berbeda halnya ketika mengiris bawang bombay mata tidak cepat merasa perih. Hal ini mengindikasikan kandungan minyak atsiri pada bawang merah lokal lebih tinggi dibandingkan bawang bombay. Minyak atsiri tersebut berperan sebagai penentu flavor masakan.

\"Komposisi komponen kimia penyusun senyawa volatil (atsiri) pada bawang merah berbeda dengan bawang bombay. Bawang merah lokal memiliki ciri khas berupa bau yang tajam dan aroma gurih, serta sedikit pedas, sedangkan bawang bombay memiliki citarasa manis,\" tuturnya.

Di sisi lain, harga bawang merah palsu dijual Rp 10 ribu hingga Rp15 ribu per kilogram. Sementara harga bawang merah asli saat ini masih berkisar Rp 60 ribu setiap kilogramnya. \"Tidak hanya dari kandungan, dari segi harga saja sudah berbeda dimana bawang merah asli saat ini masih cukup mahal,\" tutupnya. (999)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: