Gub Dorong Ekspor Karet ke India
BENGKULU, Bengkulu Ekspress– Tidak hanya memastikan pembuatan mesin pengolah minyak gorong, Gubernur Bengkulu ke di India juga mendorong bahan baku karet bisa di ekspor di India. Untuk itu, Gubernur langsung bertemu dengan Menteri Keuangan, Perdagangan dan Negara Bagian Benggala Barat, India, Amit Mitra untuk memastikan karet dari Indonesia, khususnya Bengkulu bisa di ekpor ke negara tersebut.
“Kita sudah sampaikan rencana itu, responya sangat positif sekali,” terang Rohidin saat dikonfrimasi oleh Bengkulu Ekspress, kemarin (24/7).
Provinsi Bengkulu memiliki kebun karet yang cukup luas, perkebunan rakyat mencapai 116.561 haktare dengan produksi 89.510 ton pertahun. Kemudian untuk perkebunan besar swasta ada seluas 6.562 haktare dengan hasil produksi 7.813 ton pertahun, lalu perkebunan besar negara memiliki luas 7.535 haktare dengan hasil produksi sampai 2.605 ton.
Jika ditotalkan pertahunnya, Provinsi Bengkulu mampu menghasilkan bahan baku karet sebesar 99.928 ton.“Jika kita ekspor langsung, maka harga karet masyarakat bisa lebih stabil. Karena saat ini kita masih mengikuti harga pasar dunia,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Perkebunan (DKPHP) Provinsi Bengkulu, Ir Ricky Gunawan mengatakan, saat ini Provinsi Bengkulu belum melakukan ekspor langsung ke negara lain. Sebab, bahan baku karet Bengkulu masih dikirim ke Palembang dan Jakarta untuk dijadikan bahan produksi dari karet. “Kita belum ekspor ke manca negara. Masih dalam negeri saja,” ungkap Ricky.
Jika melihat produksi bahan baku karet, memang perkebunan di Bengkulu sangat banyak sekali. Hampir semua kabupaten dan kota terdapat perkebunan karet.“Kalau potensi, hampir semua wilayah kita ada kebun karet,” tuturnya.
Di sisi lain, Menteri Keuangan, Perdagangan & Negara Bagian Benggala Barat, India, Amit Mitra seperti yang dilansir di www.telegraphindia.com yang ada di India, menyambut baik rencana tersebut. Bahkan, pembuat produk karet di Bengal telah meminta relaksasi peraturan untuk mengizinkan mengimpor karet alam mentah dari negara-negara seperti Indonesia, Thailand dan Vietnam melalui Pelabuhan Calcutta dan Haldia.
Sebab, kondisi saat ini hanya pelabuhan Mumbai dan Chennai yang diizinkan menangani karet mentah impor. Negara mungkin meminta pusat untuk mengizinkan kedua pelabuhan di sini menangani impor karet.“Ada diskriminasi yang jelas dan kami akan meminta mereka untuk melonggarkan norma,\" pungkas Mitra.
Kondisi saat ini, menurut anggota Asosiasi Industri Karet Seluruh India, ada kekurangan tahunan 500 ribu ton karet yang harus dipenuhi dengan impor. Mitra menambahkan, taman karet di Raghudebpur dekat Dhulagarh, yang tersebar di 110 hektare akan bertindak sebagai pendorong untuk industri dan bahan bakar kebutuhan untuk karet mentah. (151)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: