Pariwisata Berdampak Kemajuan Ekonomi
Fashion Show Carnaval Tampilkan Busana Khas Bunga Rafflesia
BENGKULU, Bengkulu Ekspress–Bengkulu fashion show carnaval menjadi event pertama pembukan Festival Bumi Rafflesia yang digelar oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bengkulu. Puluhan peserta Bengkulu fashion show carnaval mulai dari anak-anak hingga dewasa itu menampilkan berbagi fashion dengan ciri khas Bumi Rafflesia.
Gubernur Bengkulu, Dr H Rohidin Mersyah yang membuka Festival Bumi Rafflesia mengatakan, satu dari dia event yang telah masuk dalam 100 kalender off event Indonesia dari Bengkulu itu digelar tidak lain untuk mendongkrak ekonomi masyarakat.
“Dengan banyaknya datang wisatawan melalui berbagai event yang digelar, tentu akan berdampak baik untuk kemajuan ekonomi masyarakat,” terang Rohidin dalam sambutan pembukaan Festival Bumi Rafflesia Tahun 2019 di Sport Center Pantai Panjang Bengkulu, kemarin (18/7).
Dijelaskannya, pariwisata saat ini bagi masyarakat sudah menjadi sebuah kebutuhan. Untuk itu, diperlukan sebuah lengkah menarik agar para wisatawan itu bisa terus berdatangan. “Pariwisata itu sudah menjadi kebutuhan masyarakat,” tambahnya.
Pemprov, lanjut Rohidin telah melakukan berbagai upaya dalam menari wisatawan, dengan mendorong berbagai event kelas nasional hingga internasional. Meski demikian, dalam 100 kalender off event nasional, baru dua event di Bengkulu yang telah disetujui, yaitu Festival Bumi Raflesia dan event Tabut.
Sementara tiga event lain yaitu, Sport Tourism Of Bencoolen, Bencoolen International Marine Festival dan Festival Pesisir Pantai Panjang masih didorong untuk bisa masuk dalam 100 calender off event nasional. “Tugas kepala Dinas Pariwisata Provinsi ini bisa diusulkan kembali dan dipaparkan, serta digaungkan, dirancang sebaik mungkin dalam pelaksanaannya,” ujar Rohidin.
Kalau 5 calender off event Bengkulu ini semuanya masuk menjadi event nasional, maka akan semakin baik untuk Bengkulu. Tidak hanya tingkat provinsi, untuk kabupaten/kota juga diminta untuk mensukseskan satu event besar. Seperti Bengkulu Tengah dengan festival truly rafflesia, Bengkulu Selatan festival ayik manna, Kepahiang Mountain velly festival, Mukomuko festival danau nimbung, Bengkulu Utara dengan Enggano fiesta. Kemudian Rejang Lebong flower garden festival, Seluma festival be balay dan Lebong rival lake festival. “Setiap tahun event ini harus berputar disetiap kabupaten/kota,” paparnya.
Tentunya dalam event yang digelar itu harus lebih bermakna, tidak hanya destinasi wisata, tapi juga atraksi daerah dan budaya yang harus ikut ditonjolkan. “Kalau eventnya terkenal tapi tidak menari wisatawan juga percuma, bagitupun kalau tidak berdampak ekonomi juga tidak perlu dibuat,” tegas Rohidin.
Sementara itu, Ketua Pelaksana Calender of Event 2019, Esthy Reko Astuti mengatakan, Festival Bumi Rafflesia yang digelar dari tanggal 18-22 Juli itu harus dilaksanakan secara profesional. Karena event ini sudah masuk dalam 100 calender off event nasional. “Selain profesional juga harus berstandarisasi,” ujar Esthy.
Dalam standarnya event itu juga haurs menghasikan tiga C. Yaitu creative, commercil yang berdampak ekonomi dan communication dalam bentuk promosi. “Tiga hal ini harus saling berperan,” ungkapnya. Menurut Esthy, Provinsi Bengkulu harus bisa setiap minggu membuat event. 10 kabupaten/kota bisa berbagi peran untuk membuat event terbaiknya. “Nanti kita sama-sama untuk promosikan ke nasional,” pungkas Esthy. (151)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: