Nelayan Trawl vs Tradisional Bentrok
Lima Nelayan Terluka
BENGKULU, Bengkulu Ekspress- Konflik antara nelayan trawl dan nelayan tradisional kembali pecah. Ini diawali dari adanya penyerangan terhadap 5 orang nelayan trawl yang terjadi di perairan Hulu Palik Kabupaten Bengkulu Utara pada Jumat pagi (5/4).
Dari informasi didapat Bengkulu Ekspress, 5 orang nelayan yang bentrok tersebut yakni Agung (22), Sandro Marbun (41), Asdar alias Bolang (23), Agus Darmawan (23) dan Ijir Umur (53). Kejadian berawal sekitar pukul 08.00 WIB kapal trawl milik, H Asek yang di nahkodai Cundu sedang mencari ikan di perairan Bengkulu Utara.
Tiba-tiba didatangi oleh 3 kapal nelayan tradisional sambil ditembaki oleh senapan angin. Korban, Agus Dermawan tertembak dibagian ketiak serta kaki dan bolang tertembak di bagian paha, sedangkan Sandro Marbun tertembak dibagian pinggang. Sedangkan dua nelayan lainnya yakni Agung dan Ijir Umur mendapatkan luka tembak dibagian kaki.
Saat ini, kelima nelayan yang diserang dan mendapatkan luka tembakan tersebut langsung dibawa ke RS Bhayangkara. kota Bengkulu untuk mendapatkan perawatan medis.Sementara itu, saat ditemui setelah mendapatkan perawatan di rumah sakit, Agus Dermawan mengatakan, kejadian itu sangat cepat sehingga dirinya tidak sempat melarikan diri, tiba-tiba nelayan tradisonal langsung menembaki mereka menggunakan senapan angin.
\"Saya lupa kejadian yang sebenarnya, namun seingat saya terdengar bunyi letupan senapan angin dan saya langsung terjatuh dan sudah di rumah sakit,\" ucap korban, kemarin (5/4).
Sementara itu, Sandro Marbun saat ditanya perihal kejadian tersebut mengatakan hal yang sama dan tidak menyangka jika kejadian seperti ini dialaminya. \"Saya hanya bersyukur bisa selamat dan tidak mengalami luka tembak yang serius pak dan bisa berkumpul lagi dengan keluarga, soal kasus tersebut saya minta pihak yang berwenang untuk mengusut kasus tersebut hingga tuntas saja,\" jelasnya.
Berdasarkan informasi yang didapat, tidak terima 5 rekan mereka menjadi korban penembakan dari nelayan tradisional, membuat nelayan trawl emosi sehingga melakukan pengejaran terhadap kapal nelayan tradisonal dan dari informasi diperoleh setidaknya ada 2 kapal nelayan tradisional yang ditangkap nelayan trawl yang kemudian dibakar dikawasan perairan Pulau Baai Bengkulu.
Menindaklanjuti hal tersebut jajaran dari Polda Bengkulu menerjunkan ratusan personilnya baik dari Ditpolair, Dit Sabhara, Brimob dan juga dari anggota TNI AL untuk melakukan pengamanan dan penjagaan diseputaran kawasan dermaga Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu.
Sebab beredar informasi jika setidaknya hampir 200 orang nelayan trawl berkumpul di dermaga Pulau Baai dan Perkampungan Nelayan Kelurahan Sumber Jaya Kecamatan Kampung Melayu Kota Bengkulu untuk melakukan penyerangan terhadap para nelayan tradisional tersebut.
Kapolda Bengkulu Brigjen Pol Drs Supratman MH saat dikonfirmasi mengenai hal tersebut mengaku akan segera mungkin menangani permasalahan tersebut dan meminta kepada seluruh nelayan trawl dan tradisional untuk tenang jangan terbawa emosi karena pasti ada jalan keluarnya dari kasus ini.
\"Saat ini masih kita proses. Kita juga akan ajak pemerintah daerah dan rekan-rekan Lanal Bengkulu untuk mencarikan solusi terbaik atas permasalahan ini. Saya harap semuanya dapat tenang dan menahan diri,\" demikian ujar Kapolda Bengkulu, Brigjen Pol Supratman ketika dikonfirmasi awak media berkaitan dengan konflik nelayan itu.
Sementara itu, dari pantauan Bengkulu Ekspress, suasana di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Bengkulu sangat begitu ramai karena didatangi baik dari keluarga dari 5 korban luka tembak maupun dari rekan-rekan nelayan trawl yang ingin melihat dan menjenguk para rekan mereka yang terbaring dirumah sakit, namun saat ditanya perihal kejadian itu baik pihak keluarga maupun teman para korban tidak bersedia diwawancarai. (529)
Terpisah Ketua Aliansi Nelayan Tradisional Bengkulu (ANTB) Kabupaten Bengkulu Utara (BU), Rusman saat di lokasi PPI desa Palik. Pembalasan yang dilakukan oleh nelayan kapal trawl tersebut, dikarenakan sekitar 3 minggu lalu para nelayan tradisional menangkap kapal trawl dari kota Bengkulu. Tepatnya lokasi pembakaran di Pantai Panjang Kota Bengkulu. \"Waktu kapal trawl itu kami tangkap, kami giring ke perairan kota Bengkulu untuk dilaporkan ke Polisi Laut kota Bengkulu sebagai barang bukti kami untuk melapor, namun tidak lama kemudian tiba-tiba kapal itu dibakar oleh sekelompok nelayan tradisional disana,\" ujar Rusman.
Selanjutnya, diduga didalam perseteruan ini, pada jumat subuh telah terjadi baku tembak antara nelayan kapal tradisional dengan nelayan kapal trawl, hingga menimbulkan korban dari pihak kapal trawl. \"Kabarnya memang ada penembakan, tapi dari pihak kami nelayan tradisional tidak ada yang mengaku kalau ada penembakan, dan setahu saya juga kalau setiap malam jumat itu nelayan kami libur, tidak melaut,\" kata Rusman.
Kapolres Bengkulu Utara, AKBP Ariefaldi Warganegara SIK, saat dikonfirmasi mengatakan, bahwa pihaknya akan melakukan pengamanan terhadap keadaan yang tidak kondusif antara nelayan tradisional dan nelayan kapal trawl tersebut, di lokasi PPI desa Palik Kecamatan Air Napal, BU. \"Kita disini hanya melakukan pengamanan, agar kondisinya tidak semakin parah, dan ini akan kita koordinasikan ke Polda Bengkulu, karena ranahnya sudah masuk ke sana,\" tandasnya.
2 Kapal Nelayan Tradisional Dibakar
Pasca kejadian penembakan yang dialami 5 nelayan trawl pada Jumat pagi, giliran 21 nelayan tradisional pada Jumat siang (5/4) yang diantar anggota Polres Bengkulu ke Polda Bengkulu. Hal itu dikarenakan 21 nelayan ini baru saja mengalami penyerangan oleh puluhan kapal tak dikenal saat berada ditengah laut dalam perjalanan pulang. Beberapa dari nelayan ini mengalami luka-luka akibat lemparan batu yang diduga merupakan aksi balasan dari nelayan trawl.
Salah satu nelayan yang menjadi korban, Jaliusman (48) saat ditemui di Mapolda Bengkulu menjelaskan, dirinya dan nelayan lain yang berada dalam satu kapal saat itu hendak berjalan pulang untuk sholat Jumat. Namun dalam perjalanan pulang, kapal mereka dikepung sekelompok orang dengan membawa senjata tajam sejenis pedang dan melempari mereka dengan batu.
\"Kita tidak tau bang, tiba-tiba mereka datang langsung menabrakkan kapal kami. Kami takut langsung turun dari kapal menyeburkan diri ke laut untung saja ada kapal besar yang menyelamati kami. Infonya kapal kami sudah dibakar dan kawan kami juga banyak luka kena lempar batu ini,\" terangnya, kemarin (5/4).
Ia mengatakan, kemungkinan penyerangan ini merupakan tindaklanjut kasus penembakan yang dialami nelayan trawl pada Jumat pagi. Sehingga mereka yang merupakan nelayan tradisional dan tidak tahu menahu terkait kejadian itu turut menjadi korban.
\"Total ada 21 nelayan Malabero ini dengan masih menggunakan caping dan baju khas nelayannya langsung melapor ke Polres Bengkulu. Didampingi Kanit Reskrim Polres Bengkulu, AKP Indramawan kami dibawa ke Polda Bengkulu untuk dimintai keterangan,\" bebernya.
Ia mengatakan, dalam penyerangan itu, dari 21 nelayan hampir setengahnya mengalami luka akibat lemparan batu dan benda-benda keras lainnya, untuk semuanya berhasil melarikan diri dengan melompat ke laut kalau tidak mungkin sudah mati. \"Infonya dua kapal kami tersebut dibawa ke Pelabuhan Pulau Baai dan dilakukan pembakaran oleh nelayan disana pak,\" tuturnya.
Berdasarkan pantauan Bengkulu Ekspress, saat ini para korban ini sedang berada di ruang Direktorat Reserse Kriminal Umum (Reskrimum) Polda Bengkulu untuk menunggu tindaklanjut laporan mereka terkait aksi penyerangan dan pembakaran terhadap dua unit kapalnya. Sementara terkait dengan 21 nelayan yang mendatangi Mapolda Bengkulu, Direktur Reskrimum Polda Bengkulu dan Kabid Humas belum memberikan statment terkait hal itu. (529/127)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: